News

Biaya Makan Bergizi Gratis Rp 71 Triliun, Pengadaan Susu Lokal Hanya Rp 1,5 Triliun

iNews Complex – Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto meluncurkan program makan bergizi gratis sebagai salah satu langkah strategis untuk mengatasi gizi buruk dan meningkatkan kualitas kesehatan anak-anak Indonesia. Program ambisius ini direncanakan menelan biaya sebesar Rp 71 triliun pada tahun pertama pelaksanaannya, dengan 20% atau sekitar Rp 14 triliun dialokasikan khusus untuk pembelian susu. Namun, fakta bahwa industri susu lokal hanya mampu memenuhi Rp 1,5 triliun dari kebutuhan tersebut menimbulkan tantangan besar yang harus segera diatasi.

Anggaran Rp 71 Triliun: Fokus pada Keseimbangan Gizi

Menurut Menteri Koperasi dan UKM, Budi Arie Setiadi, program ini bertujuan untuk menyediakan makanan bergizi tinggi kepada masyarakat, khususnya anak-anak di sekolah, guna mendukung pertumbuhan dan perkembangan mereka. Namun, salah satu elemen penting dari program ini adalah penyediaan susu sebagai sumber protein. Dari total anggaran, sebanyak 20% atau Rp 14 triliun dialokasikan untuk susu, namun pasokan dalam negeri hanya mampu memenuhi Rp 1,5 triliun.

Ketergantungan Impor Susu Tantangan Besar yang Harus Ditangani

Indonesia saat ini masih bergantung pada 80% impor susu untuk memenuhi kebutuhan nasional. Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) hanya mampu menyediakan susu dengan nilai agregat Rp 1,5 triliun, jauh di bawah target kebutuhan program. Kondisi ini memunculkan kekhawatiran terkait keberlanjutan program dan ketergantungan pada produk susu impor.

Alternatif Pengadaan Protein Lebih dari Sekadar Susu

Untuk mengatasi kekurangan tersebut, pemerintah melalui Badan Gizi Nasional tengah menjajaki sumber protein alternatif, seperti:

  • Telur: Sumber protein tinggi yang lebih mudah diakses.
  • Ikan: Kaya omega-3 dan relatif tersedia di berbagai wilayah Indonesia.
  • Kacang-kacangan: Sebagai pilihan sumber protein nabati.

Langkah ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan terhadap susu impor sekaligus memanfaatkan sumber daya lokal yang melimpah.

Dorongan Hilirisasi Susu Lokal

Budi Arie juga menyoroti pentingnya hilirisasi produk susu sebagai solusi jangka panjang untuk meningkatkan produktivitas dan nilai tambah bagi peternak lokal. Hilirisasi memungkinkan peternak memproduksi produk olahan susu seperti:

  • Yogurt
  • Keju
  • Susu bubuk

Menurut Budi Arie, koperasi susu lokal harus bergerak lebih jauh dari hanya menjual susu segar. Dengan mengembangkan produk olahan, mereka bisa memperoleh pendapatan tambahan dan meningkatkan daya saing.

Pentingnya Investasi di Industri Susu Lokal

Untuk memastikan keberhasilan program ini, pemerintah perlu melakukan langkah-langkah konkret:

  1. Investasi Infrastruktur: Membangun fasilitas pengolahan susu di daerah-daerah sentra produksi.
  2. Pelatihan Peternak: Memberikan edukasi tentang manajemen peternakan modern dan teknik hilirisasi.
  3. Kebijakan Insentif: Memberikan subsidi atau insentif pajak untuk pelaku industri susu lokal.
  4. Kemitraan dengan Swasta: Mendorong kerja sama antara koperasi susu dengan perusahaan besar untuk mendukung distribusi dan pemasaran.

Kerja Sama untuk Keberhasilan Program

Program makan bergizi gratis ini adalah langkah besar dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat, terutama anak-anak. Namun, ketergantungan pada impor susu menunjukkan perlunya strategi yang lebih terintegrasi untuk memperkuat industri susu lokal. Dengan langkah-langkah seperti hilirisasi, diversifikasi sumber protein, dan dukungan pemerintah, tantangan ini dapat diatasi untuk memastikan keberhasilan program.