iNews Complex – Eks Bos BI (BI) menyampaikan kritik tajam terhadap sistem bisnis di Indonesia. Menurutnya, berbagai kebijakan yang diterapkan saat ini membuat investor asing enggan menanamkan modalnya di Tanah Air. Kritik ini menyoroti sejumlah faktor yang dianggap menghambat pertumbuhan investasi di Indonesia.
Salah satu masalah utama yang disoroti adalah regulasi yang terlalu berbelit. Para investor asing sering menghadapi prosedur panjang saat ingin membuka usaha di Indonesia. Proses perizinan yang lambat dan sering berubah membuat mereka ragu untuk berinvestasi. Kondisi ini dinilai tidak kondusif dibandingkan negara-negara tetangga seperti Singapura dan Vietnam.
“Baca Juga : El Clasico yang Mencengangkan: Barcelona Libas Real Madrid 4-0”
Selain regulasi, ketidakpastian kebijakan ekonomi juga menjadi faktor penghambat. Perubahan aturan yang sering terjadi tanpa perencanaan matang membuat investor merasa tidak aman. Mereka khawatir investasi yang sudah ditanamkan bisa terancam akibat kebijakan yang tiba-tiba berubah.
Masalah lain yang ditekankan adalah lambatnya birokrasi dalam mendukung dunia usaha. Banyak pengusaha asing mengeluhkan proses administrasi yang memakan waktu lama. Tak hanya itu, masih adanya praktik korupsi di berbagai sektor memperburuk kondisi bisnis di Indonesia. Hal ini menyebabkan investor lebih memilih negara dengan sistem yang lebih transparan.
Indonesia harus bersaing dengan negara-negara lain dalam menarik investor asing. Vietnam dan Thailand, misalnya, menawarkan insentif yang lebih menarik serta regulasi yang lebih sederhana. Hal ini membuat banyak perusahaan asing lebih tertarik berinvestasi di negara-negara tersebut dibandingkan Indonesia.
Meskipun pemerintah telah banyak berinvestasi dalam pembangunan infrastruktur, beberapa wilayah masih mengalami kendala logistik. Akses transportasi yang belum merata dan biaya logistik yang tinggi menjadi salah satu faktor yang membuat bisnis di Indonesia kurang kompetitif dibandingkan negara lain.
“Simak juga: Donald Trump Tawarkan 2 Juta Pegawai Federal untuk Mundur Demi Hemat Anggaran”
Kualitas tenaga kerja juga menjadi perhatian dalam menarik investasi asing. Beberapa investor menganggap bahwa tenaga kerja di Indonesia masih perlu peningkatan dalam hal keahlian dan produktivitas. Di sisi lain, regulasi ketenagakerjaan yang ketat membuat biaya tenaga kerja lebih tinggi dibandingkan dengan negara lain.
Pajak yang dikenakan kepada perusahaan asing juga menjadi faktor penghambat. Beberapa investor merasa beban pajak di Indonesia cukup tinggi dibandingkan dengan negara-negara pesaing. Mereka lebih memilih berinvestasi di tempat yang menawarkan insentif pajak yang lebih menguntungkan.
Akibat berbagai kendala tersebut, investasi asing di Indonesia belum bisa mencapai potensi maksimalnya. Banyak perusahaan besar lebih memilih menanamkan modal di negara lain yang dianggap lebih ramah investasi. Hal ini berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih tertinggal dibandingkan beberapa negara di Asia Tenggara.
Mantan bos BI menegaskan bahwa Indonesia harus segera melakukan reformasi kebijakan agar lebih kompetitif dalam menarik investasi asing. Regulasi yang lebih jelas, birokrasi yang lebih cepat, serta insentif yang lebih menarik diperlukan untuk membangun ekosistem bisnis yang lebih baik. Jika tidak ada perubahan signifikan, maka Indonesia bisa semakin tertinggal dari negara-negara lain dalam persaingan global.