iNews Complex – Pernyataan Fahri Hamzah mengenai arah kebijakan pembangunan rumah di era Prabowo Subianto menarik perhatian banyak pihak. Dalam sebuah wawancara terbaru, Fahri mengungkap bahwa pemerintahan mendatang akan lebih fokus pada pembangunan hunian vertikal. Konsep ini dinilai lebih efisien dan sesuai dengan kebutuhan urbanisasi yang makin masif. Pemerintah disebut ingin mengatasi keterbatasan lahan dengan menghadirkan solusi berbasis apartemen dan rumah susun. Fokus ini dinilai strategis mengingat harga tanah terus meroket di kota-kota besar.
Fahri menegaskan bahwa pembangunan rumah tapak kini menghadapi tantangan keterbatasan lahan. Oleh karena itu, pemerintah ingin beralih ke hunian vertikal sebagai alternatif jangka panjang. Selain lebih hemat ruang, model ini juga memudahkan pengelolaan infrastruktur seperti air, listrik, dan transportasi. Kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Bandung diproyeksikan akan menjadi pilot project. Skema hunian vertikal dinilai sejalan dengan tren global di negara-negara padat penduduk.
“Baca Juga : Harga Minyak Merangkak Naik Meski Ekonomi Belum Pulih”
Urbanisasi menjadi tantangan besar bagi pemerintah di masa depan. Setiap tahun, jutaan orang berpindah ke kota demi mencari peluang ekonomi. Namun, ketersediaan rumah layak huni belum mampu mengimbangi laju migrasi tersebut. Hunian vertikal hadir sebagai jawaban atas fenomena ini. Pemerintah juga akan mendorong pembangunan rusun untuk masyarakat berpenghasilan rendah. Dengan demikian, semua lapisan masyarakat tetap bisa mendapatkan tempat tinggal yang layak.
Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri dalam mewujudkan proyek hunian vertikal berskala nasional. Menurut Fahri, kolaborasi dengan sektor swasta menjadi sangat penting. Developer properti akan diberi insentif untuk membangun rusun dan apartemen terjangkau. Regulasi baru juga sedang disiapkan untuk mempermudah proses perizinan dan pengadaan lahan. Skema pembiayaan kreatif seperti KPR bersubsidi dan cicilan ringan akan diterapkan secara luas.
“Simak juga: Steve Wozniak Geram! Elon Musk Dinilai Terlalu Ikut Campur Politik”
Salah satu strategi utama dalam pembangunan hunian vertikal adalah konsep Transit Oriented Development (TOD). Pemerintah ingin membangun rusun di dekat stasiun, terminal, atau halte besar. Hal ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan terhadap kendaraan pribadi. Warga yang tinggal di hunian vertikal akan lebih mudah mengakses transportasi publik. Selain efisien, konsep ini juga mendukung pengurangan emisi karbon di kawasan urban. TOD menjadi bagian penting dalam agenda pembangunan berkelanjutan.
Meski memiliki banyak kelebihan, hunian vertikal juga menghadapi tantangan tersendiri. Masyarakat Indonesia umumnya masih terbiasa dengan rumah tapak. Adaptasi terhadap kehidupan di apartemen atau rusun membutuhkan pendekatan kultural. Pemerintah akan menyediakan program edukasi dan sosialisasi untuk memperkenalkan gaya hidup ini. Selain itu, aspek keamanan dan kenyamanan juga menjadi prioritas dalam desain bangunan.
Fahri mengungkap bahwa proyek hunian vertikal ini akan masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Pemerintah menargetkan pembangunan ratusan tower hunian dalam lima tahun ke depan. Proyek ini akan melibatkan kementerian terkait seperti PUPR, ATR/BPN, dan Kementerian Keuangan. Selain di kota besar, hunian vertikal juga akan dibangun di kota penyangga dan kawasan industri.
Salah satu kelompok yang paling diuntungkan dari kebijakan ini adalah generasi muda. Kaum milenial dan Gen Z kerap kesulitan membeli rumah karena harga tinggi. Hunian vertikal dinilai lebih terjangkau dan sesuai dengan gaya hidup urban. Fasilitas seperti coworking space, gym, dan konektivitas internet akan menjadi bagian dari standar hunian baru. Pemerintah ingin menciptakan lingkungan hidup yang dinamis dan ramah anak muda.
Fahri juga menyebutkan pentingnya digitalisasi dalam sektor properti. Proses pembelian, pembiayaan, hingga pengelolaan hunian akan dipermudah lewat aplikasi dan platform daring. Pemerintah akan menggandeng startup lokal untuk mengembangkan ekosistem digital yang mendukung. Teknologi seperti smart home dan monitoring berbasis sensor juga akan diintegrasikan. Tujuannya adalah menjadikan hunian vertikal sebagai bagian dari kota pintar masa depan.