iNews Complex – Pemandangan unik muncul di jalanan ibu kota Lima, Peru, ketika seorang pengunjuk rasa mengenakan kostum Spiderman sambil mengibarkan bendera bergambar tengkorak dengan topi jerami—simbol ikonik dari manga Jepang One Piece. Aksi ini terjadi pada Sabtu (28/9/2025) dan langsung menarik perhatian publik internasional.
Bendera bajak laut topi jerami, yang identik dengan karakter Luffy dan kawan-kawannya, menjadi simbol baru perlawanan generasi muda Peru. Mereka menyebut diri sebagai “Generacion Z” atau Gen Z, kelompok anak muda yang kini gencar memprotes kebijakan pemerintah.
Gelombang demonstrasi bermula setelah pemerintah mewajibkan seluruh warga berusia di atas 18 tahun untuk ikut serta dalam program pensiun, baik swasta maupun negara. Sebelumnya, skema tersebut bersifat sukarela.
Aturan baru ini memicu kemarahan kaum muda, terutama mereka yang belum memiliki pekerjaan tetap. Bagi mereka, kewajiban ini menambah beban finansial tanpa memberikan solusi atas persoalan mendasar seperti lapangan kerja, pendidikan, dan keamanan publik.
“Kami lelah dengan normalisasi kematian, korupsi, dan pemerasan,” kata Santiago Zapata, seorang mahasiswa peserta aksi. Ia menegaskan, generasi muda turun ke jalan karena muak dibungkam dan diabaikan oleh pemerintah.
Kehadiran bendera One Piece dalam demonstrasi bukan sekadar atribut. Menurut Leonardo Munoz, seorang pengunjuk rasa, tokoh Luffy merepresentasikan perjuangan melawan tirani.
“Luffy selalu bepergian untuk membebaskan rakyat dari penguasa korup. Itulah yang kami rasakan di Peru,” ujarnya. Fenomena ini menunjukkan bagaimana budaya populer bisa bertransformasi menjadi simbol politik, sebagaimana yang juga pernah terjadi di negara lain, termasuk Indonesia.
Data terbaru dari Institute of Peruvian Studies menunjukkan betapa rendahnya dukungan terhadap pemerintah. Hanya 2,5 persen warga yang menyatakan puas dengan kinerja Presiden Dina Boluarte, sementara Kongres hanya dipercaya 3 persen responden.
Menurut pengamat politik Jo-Marie Burt dari Princeton University, keresahan ini mencerminkan kekecewaan lama masyarakat Peru. Ia menyebut situasi sekarang serupa dengan era Presiden Alberto Fujimori di 1990-an, ketika lembaga peradilan dilemahkan untuk mengonsolidasikan kekuasaan.
“Simak Juga : Venezuela Kerahkan Milisi Sipil Hadapi Potensi Ancaman AS”
Aksi Gen Z Peru dengan simbol One Piece menunjukkan bagaimana generasi muda menemukan cara kreatif dalam mengekspresikan protes politik. Mereka tidak hanya menuntut keadilan ekonomi, tetapi juga mengirim pesan bahwa pemerintah seharusnya bekerja untuk rakyat, bukan sebaliknya.
Fenomena ini menegaskan bahwa perlawanan kini lahir tidak hanya lewat slogan klasik, melainkan juga melalui bahasa pop culture yang mudah dipahami generasi masa kini.