iNews Complex – Pemimpin kelompok Houthi di Yaman, Abdul Malik al-Houthi, menyatakan akan meningkatkan serangan terhadap Israel. Pernyataan keras itu disampaikan setelah Perdana Menteri (PM) Houthi, Ahmed Ghaleb Nasser Al-Rahawi, bersama sejumlah pejabat tinggi lainnya tewas dalam serangan udara Israel di Sanaa pada Kamis (28/8/2025).
Militer Israel mengonfirmasi pihaknya menargetkan lokasi-lokasi strategis di Sanaa, ibu kota Yaman, yang dikuasai kelompok Houthi. Dari serangan tersebut, Rahawi dinyatakan meninggal dunia. Ia menjadi pejabat Houthi paling senior yang tewas sejak konflik antara Israel dan kelompok itu semakin memanas, menyusul perang di Jalur Gaza.
Serangan ini menandai eskalasi baru dalam konflik, mengingat Houthi memiliki peran penting dalam mendukung kelompok perlawanan Palestina. Israel beralasan, serangan tersebut merupakan balasan atas rentetan drone dan rudal Houthi yang diluncurkan ke wilayahnya.
“Baca Juga : Komunitas Kecil di Isle of Wight Merayakan Keindahan Budaya Indonesia”
Dalam pidatonya yang disiarkan televisi Al-Masirah, al-Houthi menegaskan kematian Rahawi tidak akan melemahkan perjuangan kelompoknya. Ia bahkan berjanji untuk meningkatkan serangan rudal dan drone ke wilayah Israel.
“Serangan Israel tidak akan membuat kami mundur. Justru dalam beberapa hari mendatang akan ada keberhasilan tambahan untuk menggagalkan kejahatan musuh terhadap rakyat kami,” ucap al-Houthi.
Ia juga menyanjung para prajurit Houthi yang disebutnya rela berkorban demi kehormatan bangsa. Menurutnya, kekuatan moral dan dukungan keluarga para pejuang membuat kelompok ini tetap solid meski menghadapi tekanan besar.
“Simak Juga : Kim Jong-un Janjikan Kehidupan Layak bagi Keluarga Tentara Gugur di Rusia”
Sejak perang Gaza pecah pada Oktober 2023, Houthi gencar melancarkan serangan ke Israel. Mereka menyebut langkah tersebut sebagai bentuk solidaritas kepada rakyat Palestina yang terus menjadi korban serangan militer Tel Aviv.
Israel merespons dengan menggencarkan operasi militer di Yaman. Sumber keamanan setempat melaporkan bahwa Houthi juga menangkap puluhan orang di Sanaa dan beberapa wilayah lain karena dicurigai bekerja sama dengan Israel.
Eskalasi terbaru ini memicu kekhawatiran internasional. Konflik yang awalnya berpusat di Gaza kini berisiko meluas hingga ke Yaman dan kawasan lain di Timur Tengah. Para analis menilai, jika serangan Houthi terus meningkat dan Israel semakin agresif, maka stabilitas regional akan semakin rapuh.
Meskipun kehilangan pemimpin politik penting, Houthi menegaskan tidak akan berhenti. Tekad mereka untuk mendukung Palestina diyakini akan membuat konflik ini semakin sulit mereda.