iNews Complex – Para pejabat tinggi militer Amerika Serikat (AS) dilaporkan ikut terlibat dalam penyusunan rencana jaminan keamanan untuk Kiev yang digagas oleh Paris dan London. Rencana tersebut mencakup pengerahan ribuan tentara ke Ukraina sebagai bagian dari upaya memperkuat stabilitas setelah konflik.
Mengutip laporan Wall Street Journal (WSJ) pada Kamis (4/9/2025), seorang diplomat Eropa menyebutkan bahwa rencana itu melibatkan dua kelompok pasukan. Pertama, pasukan yang bertugas melatih dan mendampingi militer Ukraina. Kedua, pasukan yang akan berfungsi sebagai “penenang” atau penjaga stabilitas di Kiev pasca-kesepakatan damai dengan Moskow.
Menurut laporan, pengerahan pasukan baru akan dilakukan setelah tercapai kesepakatan damai antara Rusia dan Ukraina. Dengan demikian, tujuan utamanya adalah membantu proses transisi keamanan sekaligus menjaga ketertiban.
“Baca Juga : Trump Turunkan Tarif Impor Mobil Jepang Jadi 15%”
Meskipun inisiatif ini terutama digerakkan oleh sejumlah panglima militer Eropa, peran pejabat tinggi militer AS turut dilibatkan dalam perencanaan teknis. Hal ini menunjukkan bahwa Washington masih memiliki pengaruh besar dalam urusan keamanan kawasan Eropa, khususnya terkait konflik Ukraina.
Paris dan London disebut-sebut sebagai dua negara yang paling aktif mendorong rencana pengerahan pasukan ini. Keterlibatan keduanya diharapkan dapat memperkuat koordinasi antara NATO dan negara-negara Eropa lainnya.
Jika rencana ini terealisasi, maka setidaknya 10.000 tentara akan ditempatkan di Ukraina. Kehadiran pasukan tersebut diproyeksikan dapat mempercepat proses pelatihan militer Ukraina sekaligus memberikan jaminan keamanan bagi pemerintah Kiev.
Namun, pengiriman pasukan asing ke Ukraina tentu akan menimbulkan reaksi keras dari Moskow. Rusia kemungkinan besar memandang langkah ini sebagai bentuk intervensi baru dari Barat. Hal tersebut berpotensi memperumit dinamika geopolitik yang sudah tegang di kawasan tersebut.
“Simak Juga : Presiden Peru Surati Prabowo, Janji Usut Tuntas Kasus Zetro Purba”
Rencana pengerahan ribuan tentara ke Ukraina, dengan keterlibatan langsung pejabat militer AS, menjadi sinyal kuat bahwa Barat tidak tinggal diam dalam menjaga stabilitas Kiev. Meski masih bergantung pada tercapainya kesepakatan damai dengan Rusia, langkah ini bisa menjadi momentum baru dalam menentukan arah keamanan Eropa ke depan.