iNews Complex – Hubungan antara Thailand dan Kamboja kembali memanas setelah muncul laporan bahwa 20 tentara Kamboja ditahan oleh pihak Thailand. Penahanan ini terjadi hanya beberapa jam setelah kedua negara menyepakati gencatan senjata guna menghentikan konflik di wilayah perbatasan. Situasi ini memicu reaksi keras dari pemerintah Kamboja yang langsung menuntut pemulangan seluruh personel militer tersebut.
Kamboja Serukan Pemulangan Segera Tanpa Syarat
Melalui juru bicara Kementerian Pertahanannya, Kamboja secara resmi mendesak Thailand untuk mengembalikan pasukan mereka secepat mungkin. Pemerintah Kamboja menyebut penahanan yang terjadi pada Selasa pagi itu sebagai pelanggaran semangat gencatan senjata. Mereka berharap proses negosiasi berjalan lancar dan semua prajurit bisa kembali ke tanah air dalam keadaan aman.
“Baca Juga : Tsunami Ancam Pesisir China Usai Gempa Besar di Rusia“
Thailand Tegaskan Tidak Melanggar Hukum Perang
Di sisi lain, otoritas militer Thailand menyatakan bahwa penahanan dilakukan sesuai prosedur dan hukum internasional. Mereka menegaskan bahwa para tentara Kamboja ditahan dengan perlakuan layak, dan tidak akan ditahan lebih lama dari yang diperlukan. Proses pemulangan disebut akan dilakukan setelah kondisi keamanan di perbatasan dinyatakan stabil.
“Simak Juga : Teknologi Robotik Mulai Diterapkan dalam Rehabilitasi Medis di Jakarta“
Seruan Internasional untuk Perdamaian Regional
Perserikatan Bangsa-Bangsa turut memantau situasi dan menyerukan agar kedua negara benar-benar melaksanakan isi gencatan senjata dengan sungguh-sungguh. Kepala HAM PBB meminta Thailand dan Kamboja membangun kembali kepercayaan dan menjauh dari provokasi militer yang bisa memicu konflik lebih besar.
Korban dan Pengungsi Terus Bertambah Akibat Bentrokan
Sebelumnya, konflik yang berlangsung selama lima hari menyebabkan puluhan korban jiwa dan ratusan ribu orang mengungsi. Jet tempur, artileri, dan roket dilaporkan digunakan di sepanjang garis perbatasan, menimbulkan kekhawatiran akan potensi pecahnya perang terbuka. Situasi ini menggarisbawahi pentingnya solusi diplomatik yang cepat dan konkret dari kedua pihak.