iNews Complex – Menteri Luar Negeri Jerman Johann Wadephul menegaskan bahwa China semakin berani dalam menunjukkan sikap agresif di kawasan Asia-Pasifik. Ia menyoroti bahwa Beijing berulang kali mengancam akan mengubah status quo perbatasan demi kepentingan sepihaknya. Hal ini merujuk pada ketegangan yang terus meningkat di Selat Taiwan, Laut China Timur, serta Laut China Selatan.
Menurut Wadephul, setiap eskalasi di wilayah strategis tersebut akan menimbulkan dampak serius, bukan hanya bagi keamanan regional, tetapi juga terhadap stabilitas global dan ekonomi dunia. Asia-Pasifik merupakan jalur perdagangan vital, sehingga setiap ketegangan di sana berpotensi mengganggu rantai pasok internasional.
“Baca Juga : Surat Perdamaian dari Melania Trump untuk Vladimir Putin”
Wadephul menegaskan bahwa perilaku agresif China tidak hanya menjadi masalah Asia, melainkan juga berdampak langsung pada Eropa. Ia menilai prinsip-prinsip hukum internasional dan koeksistensi global kini tengah dipertaruhkan. Karena itu, Jerman bersama sekutu-sekutunya merasa perlu ikut bersuara dan mengambil langkah strategis untuk menjaga stabilitas kawasan.
Selain itu, Wadephul juga mengkritik keras hubungan erat China dengan Rusia. Menurutnya, tanpa dukungan dari Beijing, perang agresi Rusia terhadap Ukraina tidak akan berlanjut sejauh ini. China disebut sebagai pemasok utama barang dwiguna bagi Rusia sekaligus pembeli terbesar minyak dan gas negeri beruang merah tersebut.
“Simak Juga : WN AS Ceritakan Antusiasme Rayakan HUT ke-80 RI di Jakarta”
Menjelang perundingan di Washington bersama Presiden AS Donald Trump, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, serta para pemimpin Eropa, Wadephul menekankan pentingnya jaminan keamanan bagi Ukraina. Menurutnya, Ukraina harus mampu melindungi diri bahkan setelah gencatan senjata maupun perjanjian damai diteken.
Wadephul juga menyinggung hasil pertemuan Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin di Alaska. Ia menegaskan bahwa perdamaian hanya dapat terwujud bila Moskow benar-benar menunjukkan komitmen. Selama itu belum terjadi, tekanan terhadap Rusia perlu diperkuat, baik melalui sanksi ekonomi maupun bantuan militer tambahan untuk Ukraina.