iNews Complex – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menyampaikan pidato penuh makna dalam Sidang Majelis Umum ke-80 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat, Selasa (23/9/2025). Dalam pidato berdurasi hampir 20 menit itu, Prabowo menyinggung pahitnya sejarah kolonialisme yang pernah dialami bangsa Indonesia.
“Selama berabad-abad, bangsa Indonesia hidup di bawah dominasi kolonial, penindasan, dan perbudakan. Kami diperlakukan lebih rendah daripada anjing di tanah air kami sendiri,” tegas Prabowo di hadapan para pemimpin dunia.
Prabowo Subianto menekankan bahwa ancaman terhadap masa depan umat manusia justru lahir dari perilaku manusia sendiri. Rasisme, kebencian, penindasan, hingga apartheid ia sebut sebagai bahaya nyata yang menggerogoti keadilan global.
Ia menegaskan, pengalaman panjang Indonesia di bawah kolonialisme membuat bangsa ini memahami betul arti ketidakadilan. “Kami tahu apa artinya hidup dalam apartheid, kemiskinan, dan ditolak kesetaraan,” ujarnya.
Pernyataan ini kemudian ia hubungkan dengan kondisi rakyat Palestina yang hingga kini masih menghadapi penindasan dan ketidakadilan.
“Baca Juga : Suzuki Perkenalkan Logo Baru Setelah 22 Tahun”
Meski pernah mengalami masa kelam, Prabowo mengakui bahwa Indonesia juga merasakan arti solidaritas dunia internasional. Dukungan PBB dan lembaga di bawahnya, seperti UNICEF, FAO, dan WHO, sangat membantu Indonesia setelah merdeka.
“Dalam perjuangan kami mengatasi kelaparan, penyakit, dan kemiskinan, Perserikatan Bangsa-Bangsa berdiri bersama Indonesia dan memberi bantuan penting,” katanya.
Menurut Prabowo, bantuan internasional itu memberi legitimasi sekaligus dukungan awal untuk pembangunan bangsa. Kini, Indonesia berada di jalur menuju kemakmuran bersama, kesetaraan, dan martabat yang lebih besar.
“Simak Juga : Inggris, Australia, Kanada, dan Portugal Resmi Akui Negara Palestina”
Pidato Prabowo di forum PBB diberi judul “Seruan Indonesia untuk Harapan.” Ia memadukan refleksi sejarah dengan pesan kemanusiaan.
Prabowo menegaskan, pengalaman panjang Indonesia dalam melawan ketidakadilan membuat bangsa ini berkomitmen mendukung perjuangan rakyat tertindas di seluruh dunia, termasuk Palestina.
Menteri Sekretariat Kabinet, Teddy Indra Wijaya, menilai kehadiran Presiden Prabowo di forum tersebut sebagai momentum strategis. “Ini kesempatan penting bagi Indonesia untuk menegaskan peran aktif di forum multilateral tertinggi dunia,” ujarnya.
Pidato ini bukan hanya menjadi refleksi sejarah Indonesia, tetapi juga pesan kuat bahwa bangsa ini siap berdiri di garis depan memperjuangkan kemanusiaan dan perdamaian global.