iNews Complex – Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan bahwa hubungan antara Moskow dan Beijing kini mencapai titik tertinggi sepanjang sejarah. Pujian itu ia sampaikan langsung kepada Presiden China Xi Jinping saat keduanya bertemu di Beijing, Selasa (2/9/2025), sehari sebelum parade militer besar-besaran untuk memperingati 80 tahun berakhirnya Perang Dunia II.
Pertemuan tatap muka ini menjadi momen penting, mengingat jarang terjadi di tengah padatnya agenda kedua pemimpin. Bagi Beijing, parade militer bukan hanya ajang memperlihatkan kekuatan, melainkan juga panggung diplomasi global.
Putin menekankan eratnya hubungan kedua negara sejak masa perang hingga kini.
“Kita selalu berdiri bersama saat itu, dan kita tetap bersama sekarang,” ucapnya, menegaskan konsistensi kemitraan Rusia-China.
“Baca Juga : Mengenal Fitur Keamanan Canggih Mitsubishi Xforce Ultimate DS”
Xi Jinping, yang baru saja membuka rangkaian pertemuan diplomatik termasuk KTT Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO) di Tianjin, menyoroti pentingnya kerja sama strategis.
“Hubungan kita telah melewati ujian perubahan internasional. Beijing siap bekerja sama dengan Moskow untuk membangun tata kelola global yang lebih adil,” kata Xi.
Dalam forum SCO, Xi mengecam praktik “bullying” negara-negara tertentu—sindiran yang mengarah pada Amerika Serikat. Sementara Putin kembali membela invasi Rusia ke Ukraina, dengan menuding Barat sebagai penyebab utama konflik.
“Simak Juga : Pemimpin Houthi Sumpah Gencarkan Serangan ke Israel”
Parade militer pada Rabu (3/9) diperkirakan akan dihadiri sekitar dua lusin pemimpin dunia, termasuk pemimpin Korea Utara Kim Jong Un. Ini menjadi kunjungan pertama Kim ke China sejak 2019.
Menurut laporan intelijen Korea Selatan, Kim dijadwalkan bertemu Xi dan Putin dalam acara gala serta pembicaraan tertutup. Pertemuan ini dipandang sebagai langkah strategis untuk memperkuat aliansi di tengah ketegangan geopolitik global.
Sejak sebelum invasi Rusia ke Ukraina, Moskow dan Beijing telah mendeklarasikan “kemitraan tanpa batas”. Pada Mei lalu, Xi bahkan hadir di Moskow untuk memperingati kemenangan Rusia atas Nazi Jerman.
Kini, pertemuan terbaru ini kembali mempertegas bahwa dua kekuatan besar dunia tersebut sedang berupaya meneguhkan posisi sebagai penyeimbang pengaruh Barat.