iNews Complex – Mantan Menteri Luar Negeri Jepang, Toshimitsu Motegi, resmi mengumumkan dirinya sebagai kandidat pertama untuk menggantikan Perdana Menteri Shigeru Ishiba yang baru saja mengundurkan diri. Motegi, yang dikenal dengan julukan “Pembisik Trump” karena kedekatannya dengan mantan Presiden AS Donald Trump, bertekad membawa Jepang keluar dari gejolak politik dan ekonomi yang tengah dihadapi.
Shigeru Ishiba hanya bertahan 11 bulan di kursi perdana menteri. Masa kepemimpinannya diwarnai kekalahan beruntun Partai Demokrat Liberal (LDP) dalam dua pemilu, membuat dukungan terhadapnya merosot tajam di parlemen. Desakan agar Ishiba bertanggung jawab semakin kuat hingga akhirnya ia memilih mundur.
Langkah ini memicu LDP untuk segera menyiapkan pemilihan ketua baru pada awal Oktober 2025. Ketua partai terpilih nantinya akan diusulkan ke parlemen untuk disahkan sebagai perdana menteri berikutnya.
“Baca Juga : Semenanjung Osa di Kosta Rika Dinobatkan Jadi Hidden Gem Wisata Dunia”
Motegi, 69 tahun, bukan nama baru dalam politik Jepang. Ia pernah menjabat sebagai Menteri Perdagangan, Menteri Luar Negeri, dan Sekretaris Jenderal LDP. Dengan kemampuan bahasa Inggris yang fasih serta pengalaman kuliah di Harvard, ia menjadi tokoh penting dalam perundingan dagang antara Jepang dan Amerika Serikat.
Julukan “Pembisik Trump” melekat padanya setelah sukses menjalin komunikasi intens dengan Donald Trump dalam isu-isu perdagangan yang sempat memanas. Pengalaman itu dianggap sebagai modal penting bagi Motegi untuk memimpin Jepang dalam menghadapi tantangan global, termasuk tekanan tarif dari AS terhadap industri otomotif Jepang.
“Kita harus membawa Jepang maju, menghadapi persoalan sulit baik di dalam negeri maupun luar negeri,” tegas Motegi saat mengumumkan pencalonannya.
Selain Motegi, beberapa nama lain juga diperkirakan akan maju dalam perebutan kursi PM Jepang. Sanae Takaichi, politisi nasionalis berusia 64 tahun, disebut-sebut kembali mencoba peruntungannya. Jika menang, ia akan menjadi perdana menteri perempuan pertama dalam sejarah Jepang.
Nama lain adalah Shinjiro Koizumi, Menteri Pertanian yang masih muda dan populer. Ia adalah putra mantan PM Junichiro Koizumi dan belakangan mendapat sorotan setelah diberi tugas menurunkan harga beras. Kandidat potensial lainnya termasuk Yoshimasa Hayashi, juru bicara pemerintahan Ishiba, serta Takayuki Kobayashi, mantan Menteri Keamanan Ekonomi.
“Simak Juga : PM Jepang Shigeru Ishiba Mundur, LDP Siapkan Pemilihan Darurat”
Pemilihan kali ini menjadi momen penting bagi Jepang. Negeri Sakura sedang menghadapi tekanan ekonomi akibat harga pangan yang meningkat dan kebijakan tarif impor AS. Di sisi lain, stabilitas politik dalam negeri juga dipertaruhkan setelah kepemimpinan Ishiba yang singkat meninggalkan ketidakpastian.
Siapa pun yang terpilih, harapannya mampu membawa Jepang keluar dari bayang-bayang krisis dan menjaga peran negara tersebut di kancah internasional.