iNews Complex – Setiap tahun, perdebatan mengenai hukum ucapkan selamat hari natal kepada pemeluk agama Kristen, menjadi diskusi hangat di tengah masyarakat Muslim. Hal ini sering memunculkan berbagai pandangan yang didasarkan pada interpretasi ayat-ayat Al-Qur’an dan hadis Nabi Muhammad SAW. Artikel ini bertujuan untuk mengupas tuntas persoalan ini dengan landasan yang jelas, baik dari sisi syariat maupun kebutuhan sosial.
“Baca juga: Diskon Listrik PLN Kabar Bahagia Dari Diskon Listrik 50 Persen“
Dalam surah Al-Mumtahanah ayat 8-9, Allah SWT berfirman:
“Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu dalam urusan agama dan tidak mengusir kamu dari kampung halamanmu. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil. Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan mereka sebagai kawanmu orang-orang yang memerangimu dalam urusan agama dan mengusir kamu dari kampung halamanmu dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, mereka itulah orang yang zalim.”
Ayat ini menunjukkan bahwa Islam menganjurkan umatnya untuk tetap berlaku baik kepada umat non-Muslim yang tidak memusuhi umat Islam. Berbuat baik, termasuk mengucapkan selamat hari raya, dapat dimaknai sebagai bagian dari interaksi sosial yang tidak bertentangan dengan ajaran Islam selama tidak melibatkan pengakuan terhadap kepercayaan mereka.
Allah juga berfirman dalam QS Al-Maidah ayat 5:
“Pada hari ini, dihalalkan bagimu segala yang baik-baik. Makanan (sembelihan) Ahli Kitab itu halal bagimu, dan makananmu halal bagi mereka. Dan (dihalalkan bagimu menikahi) perempuan-perempuan yang menjaga kehormatan di antara orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu…”
Ayat ini menjadi dasar penting bahwa Islam membolehkan hubungan sosial dengan Ahli Kitab, selama tidak melanggar batas-batas syariat.
Menurut Syaikh Yusuf Al-Qardhawi dalam Fatwa-Fatwa Kontemporer, Islam mendorong umatnya untuk bersikap ramah, adil, dan berbuat baik kepada non-Muslim yang tidak memusuhi umat Islam. Contoh konkret ini diambil dari sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Asma binti Abu Bakar. Rasulullah SAW memerintahkan Asma untuk tetap bergaul baik dengan ibunya yang masih musyrik.
Syaikh Al-Qardhawi juga menekankan pentingnya menunjukkan akhlak mulia dalam kehidupan bermasyarakat. Beliau mengingatkan umat Islam agar berhati-hati terhadap sikap ekstrem yang dapat merusak citra Islam sebagai agama damai dan penuh kasih sayang.
“Baca juga: Samsung Galaxy Z Fold 7 Hadir dengan Stylus Mirip Apple Pencil“
Dalam kondisi tertentu, seperti seorang Muslim yang bekerja di perusahaan mayoritas non-Muslim, mengucapkan selamat hari raya mungkin menjadi bentuk adaptasi sosial. Namun, harus diingat bahwa niat di balik ucapan tersebut bukanlah pengakuan terhadap keimanan mereka, melainkan sekadar bentuk penghormatan sosial.
Rasulullah SAW memberikan contoh bagaimana berinteraksi dengan non-Muslim melalui sikap ramah dan penuh kasih sayang. Dalam sebuah hadis, ketika beberapa orang Yahudi mengucapkan kata-kata yang tidak baik, Rasulullah menanggapi dengan santai dan penuh keramahan.
Hadis muttafaq alaih dari Abu Dzar dan Mu’adz bin Jabal menegaskan pentingnya berlaku baik kepada semua manusia. Rasulullah SAW bersabda:
“Bertakwalah kepada Allah di mana saja kamu berada, ikutilah perbuatan jelek dengan perbuatan baik yang akan menghapusnya, dan bergaullah dengan manusia dengan baik.”
Berdasarkan dalil-dalil Al-Qur’an dan hadis, hukum mengucapkan selamat hari natal kepada non-Muslim dapat diperbolehkan selama tidak melanggar prinsip syariat. Ucapan tersebut harus bersifat umum dan tidak mengandung unsur pengakuan terhadap agama mereka.