iNews Complex – Militer Israel mengumumkan bahwa mereka berhasil mencegat sebuah rudal yang diluncurkan dari wilayah Yaman pada Jumat (1/8) waktu setempat. Ketika sirene peringatan terdengar di beberapa kota di Israel, sistem pertahanan udara langsung beraksi dan menembak jatuh rudal tersebut sebelum mencapai targetnya. Pernyataan tersebut diumumkan oleh militer Israel melalui kantor berita AFP pada Sabtu (2/8).
Kelompok pemberontak Houthi yang berbasis di Yaman mengklaim bertanggung jawab atas serangan rudal ke Israel. Juru bicara militer mereka, Yahya Saree, menyatakan bahwa rudal balistik hipersonik bernama “Palestina 2” ditujukan ke bandara utama BenGurion di Israel. Mereka mengunggah pernyataan tersebut dalam bentuk video, menegaskan dukungan terhadap pihak Palestina dalam konflik Gaza.
“Baca Juga : Kim Jong Un Tegaskan Kemenangan Anti-AS dalam Peringatan Perang Korea“
Sejak akhir tahun 2023, sejak serangan Hamas memicu konflik di Gaza, Houthi telah rutin menembakkan rudal dan drone ke wilayah Israel. Namun selama dua bulan gencatan senjata, operasional serangan mereka sempat berhenti. Setelah gencatan senjata berakhir pada Maret, serangan kembali digencarkan sebagai tanggapan atas operasi militer Israel di Gaza.
“Simak Juga : Trump Protes Rencana Pengakuan Palestina oleh Sekutu“
Sebagai reaksi terhadap ancaman tersebut, Israel melakukan serangan balasan terhadap target-target di Yaman. Serangan terkait menargetkan pelabuhan-pelabuhan utama yang dikendalikan Houthi serta bandara di Sanaa. Langkah ini menjadi bagian dari strategi pertahanan Israel untuk menekan kekuatan militer Houthi dan membatasi kemampuan serangan mereka.
Insiden ini mempertegas eskalasi ketegangan regional di kawasan Timur Tengah. Walaupun rudal berhasil dicegat, ancamannya tetap signifikan karena menggunakan teknologi hipersonik. Dampak geopolitik yang timbul menjadikan insiden ini sebagai alarm bagi kekuatan internasional dan memperlihatkan kompleksitas konflik yang meluas melibatkan berbagai pemain non-negara.