iNews Complex – Kebijakan luar negeri Amerika Serikat sering berubah seiring pergantian pemerintahan. Saat Joe Biden menjabat pada 2021, banyak kebijakan Donald Trump yang dihapus atau diganti. Salah satunya adalah kebijakan terkait Kuba dan Tepi Barat. Perbedaan pendekatan antara kedua pemimpin ini menunjukkan perbedaan besar dalam filosofi politik dan diplomasi internasional.
Di awal masa jabatannya, Joe Biden berusaha untuk membuka kembali hubungan diplomatik dengan Kuba. Kebijakan ini mirip dengan pendekatan yang diambil oleh pemerintahan Obama, yang ingin meningkatkan interaksi dengan negara tersebut. Biden berharap kebijakan ini dapat membantu mendorong reformasi di Kuba. Salah satu langkahnya adalah melonggarkan pembatasan terhadap perjalanan warga AS dan pengiriman uang.
“Baca Juga : Tedros Adhanom Ghebreyesus Nyaris Jadi Korban Serangan Israel”
Namun, di bawah pemerintahan Trump, kebijakan tersebut dihentikan. Trump lebih memilih untuk memberlakukan sanksi yang lebih ketat terhadap Kuba. Ia berpendapat bahwa tekanan ekonomi dan politik adalah cara terbaik untuk mendesak Kuba agar memperbaiki situasi hak asasi manusia di negara tersebut. Keputusan ini bertentangan dengan kebijakan Biden yang lebih diplomatik.
Di Timur Tengah, kebijakan Biden terhadap Israel dan Palestina berbeda dengan Trump. Biden berusaha mendukung solusi dua negara, yang memungkinkan Palestina dan Israel hidup berdampingan secara damai. Biden berkomitmen untuk mendukung upaya perdamaian yang lebih inklusif.
“Simak juga: Peninggalan Inggris yang Masih Bernilai Untuk Rakyat Indonesia”
Sementara itu, pemerintahan Trump lebih memilih untuk berpihak pada Israel. Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, langkah yang memicu ketegangan dengan negara-negara Arab dan Palestina. Selain itu, Trump juga mendukung pembangunan pemukiman Israel di Tepi Barat, yang mendapat kritik keras dari komunitas internasional.
Kebijakan luar negeri AS sangat dipengaruhi oleh ideologi politik pemimpinnya. Biden dan Trump memiliki pandangan yang sangat berbeda tentang cara menangani isu-isu global. Hal ini tercermin dalam pendekatannya terhadap Kuba dan Tepi Barat. Biden memilih pendekatan yang lebih diplomatik dan berbasis dialog, sementara Trump cenderung memilih pendekatan yang lebih keras dan mendukung sekutu-sekutunya.
Perubahan kebijakan ini tidak hanya memengaruhi hubungan antara AS dan negara-negara tersebut, tetapi juga dapat memengaruhi dinamika geopolitik secara global. Ketegangan yang terjadi akibat kebijakan yang berubah ini berpotensi memengaruhi kerjasama internasional di berbagai bidang. Pengaruh AS sebagai kekuatan besar di dunia tentu tidak dapat diabaikan, dan kebijakan luar negeri yang berbeda akan membentuk cara dunia berinteraksi.