iNews Complex – Pimpinan Pusat Muhammadiyah secara resmi menyuarakan keprihatinan mendalam terhadap kondisi kemanusiaan di Gaza. Organisasi Islam terbesar di Indonesia itu menegaskan pentingnya solusi jangka pendek demi menyelamatkan nyawa warga sipil. Pernyataan ini muncul di tengah eskalasi konflik yang terus memanas antara Israel dan Palestina. Muhammadiyah menyerukan kepada pemerintah Indonesia dan dunia internasional untuk segera bertindak. Mereka mendorong penghentian serangan bersenjata serta pembukaan jalur bantuan kemanusiaan. Dalam keterangannya, Muhammadiyah menekankan bahwa tindakan nyata harus dilakukan secepat mungkin. Penundaan hanya akan menambah korban jiwa dan memperparah penderitaan. Situasi di Gaza dinilai sudah memasuki fase kritis yang mengancam eksistensi masyarakat sipil. Oleh karena itu, solusi tak bisa menunggu proses diplomatik yang terlalu lama.
“Baca Juga : Setelah Ditegur Wapres, Mentan Jelaskan Tindakannya Soal Mafia Pangan”
Muhammadiyah menggarisbawahi bahwa gencatan senjata merupakan langkah awal yang tak bisa ditawar. Mereka menilai bahwa kekerasan yang terjadi telah melampaui batas kemanusiaan. Dalam konferensi pers, Sekretaris Umum Muhammadiyah menyampaikan bahwa penderitaan rakyat Gaza bukan lagi isu politik semata. Ini adalah tragedi kemanusiaan yang harus disikapi oleh semua bangsa. Muhammadiyah meminta Perserikatan Bangsa-Bangsa mempercepat negosiasi untuk menghentikan konflik. Selain itu, mereka juga mendorong peran aktif negara-negara OKI untuk mendesak Israel menghentikan agresi militer. Gencatan senjata yang stabil bisa membuka ruang bagi masuknya bantuan. Muhammadiyah percaya bahwa hanya lewat penghentian kekerasan, bantuan bisa disalurkan tanpa hambatan. Tanpa gencatan senjata, semua bantuan akan sia-sia.
Dalam usulan solusinya, Muhammadiyah menyebut bahwa bantuan medis harus menjadi prioritas utama. Rumah sakit di Gaza disebut mengalami krisis peralatan dan tenaga medis. Muhammadiyah mendorong pengiriman bantuan medis dari Indonesia melalui organisasi kemanusiaan internasional. Selain itu, pasokan makanan, air bersih, dan listrik juga menjadi sorotan penting. Mereka menyebut bahwa blokade berkepanjangan membuat warga Gaza kehilangan akses terhadap kebutuhan pokok. Muhammadiyah siap berkolaborasi dengan lembaga-lembaga seperti PMI, Dompet Dhuafa, dan ACT untuk mempercepat penyaluran bantuan. Menurut mereka, sinergi antarlembaga akan memperkuat efektivitas bantuan. Muhammadiyah juga telah mengaktifkan posko-posko donasi untuk masyarakat yang ingin membantu.
“Simak juga: Airlangga Hartarto Ungkap Penyebab Utang Macet 71 Ribu UMKM yang Dihapus BRI”
Selain bantuan fisik, Muhammadiyah juga menekankan pentingnya edukasi tentang krisis Palestina kepada masyarakat Indonesia. Mereka menyebut bahwa pemahaman yang benar akan mendorong lebih banyak partisipasi aktif. Muhammadiyah mengimbau agar sekolah dan perguruan tinggi turut serta menggelar diskusi atau seminar tentang Palestina. Lewat pendekatan ini, masyarakat tidak hanya berempati, tetapi juga mengerti latar belakang konflik secara lebih objektif. Pendidikan tentang Palestina juga dianggap penting untuk membangun solidaritas jangka panjang. Muhammadiyah ingin agar isu Palestina tidak hanya jadi sorotan sesaat, melainkan menjadi bagian dari kesadaran kolektif umat Islam di Indonesia. Mereka menilai bahwa empati tanpa pemahaman seringkali berujung pada reaksi emosional yang tidak produktif.
Muhammadiyah mengajak komunitas global untuk menghentikan pembiaran terhadap penderitaan warga Gaza. Mereka menyebut bahwa dunia memiliki tanggung jawab moral untuk bertindak. Tidak cukup hanya dengan mengutuk atau mengeluarkan pernyataan kecaman. Diperlukan langkah konkret yang menyelamatkan nyawa dan menjaga martabat manusia. Dia meminta negara-negara besar agar tidak bersikap netral dalam konflik yang timpang ini. Mereka menolak narasi seimbang yang menyamakan korban sipil dengan pelaku kekerasan militer. Menurut mereka, membela warga sipil Gaza bukan berarti membenarkan kekerasan. Ini adalah soal keadilan dan kemanusiaan yang universal. Muhammadiyah juga berharap pemerintah Indonesia terus vokal dan konsisten di forum internasional. Sikap proaktif akan memberi harapan kepada mereka yang saat ini hidup dalam ketakutan.