Inewscomplex – Perjalanan ibadah umrah yang dijalani pesulap Limbad pada tahun 2017 ternyata menyimpan kisah yang tak biasa. Saat baru tiba di Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah, ia harus berurusan dengan petugas imigrasi setempat. Penampilan Limbad yang nyentrik—dengan rambut gimbal panjang dan gigi taring yang mencolok—menimbulkan kecurigaan. Meski ditemani oleh mutawif yang telah menjelaskan statusnya sebagai pesulap dan selebritas dari Indonesia, pihak imigrasi tetap menahannya untuk pemeriksaan lebih lanjut.
“Baca juga : Piala Presiden 2025 Ricuh Parkir Mahal, Polisi Sikat Juru Parkir Getok Harga di Jalak Harupat! “
Ketegangan semakin terasa ketika Limbad diminta untuk menjalani pemeriksaan fisik. Petugas memeriksa tubuhnya, memeriksa rambut gimbalnya satu per satu, hingga mencermati bentuk gigi taringnya. Saat itu, pihak mutawif mencoba menjelaskan bahwa semua itu adalah bagian dari citra publik seorang pesulap profesional. Namun, petugas tetap bersikap waspada, diduga karena takut Limbad memiliki afiliasi dengan aliran sesat atau simbol tertentu yang mencurigakan.
Untuk memastikan bahwa Limbad adalah seorang muslim sejati dan bukan sosok menyimpang, pihak imigrasi mengujinya dengan cara yang tidak biasa. Ia diminta membaca Al-Qur’an secara acak sebagai bentuk verifikasi keimanan. Dengan tenang dan penuh keyakinan, Limbad melafalkan surat Ar-Rum hingga selesai. Aksi tersebut membuat petugas terharu dan mengakui bahwa Limbad memang beragama Islam. Setelah itu, proses pemeriksaan pun dihentikan dan ia langsung dipeluk oleh beberapa petugas sebagai tanda hormat dan permintaan maaf.
Setelah melewati insiden di imigrasi, perjalanan Limbad menuju Tanah Suci berlanjut. Ia tidak hanya dibebaskan, tetapi juga mendapat pengawalan khusus dari tentara Arab Saudi. Keputusan ini diambil untuk memastikan kelancaran ibadahnya dan menghindari potensi salah paham dari jemaah lain yang mungkin merasa tidak nyaman dengan penampilannya. Limbad merasa bersyukur karena pengawalan tersebut membuat semua proses ibadahnya berjalan tanpa kendala.
Selama menjalankan umrah, Limbad mengaku merasakan banyak kemudahan. Ia bisa salat di Raudhah, salah satu tempat paling sakral di Masjid Nabawi, tanpa hambatan. Bahkan, ia berkesempatan salat di dalam Hijr Ismail dan mencium Hajar Aswad, sesuatu yang tidak semua jemaah dapatkan dengan mudah. Tidak hanya itu, ia juga diajak berkeliling ke beberapa lokasi penting di Makkah, memperkaya pengalaman spiritualnya selama di Tanah Suci.
Kisah ini menunjukkan bahwa penampilan luar seseorang tidak selalu mencerminkan isi hatinya. Meski tampil dengan gaya eksentrik, Limbad berhasil membuktikan bahwa ia adalah seorang muslim yang taat dan rendah hati. Insiden ini juga menjadi pengingat penting bahwa keimanan tidak selalu terlihat dari kasat mata, tetapi bisa dibuktikan dengan sikap dan keyakinan dalam menjalani ibadah.
