iNews Complex – Dalam suasana resmi Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perdamaian Gaza di Sharm el‑Sheikh, Mesir, terjadi momen menarik ketika mikrofon Prabowo Subianto tak sengaja merekam perbincangannya dengan Presiden AS, Donald Trump. Momen itu berlangsung usai pidato Trump, saat keduanya berdiri berdampingan di belakang podium. Suara mereka terekam dengan jelas, memperlihatkan sisi informal dari pertemuan para pemimpin dunia.
Dalam rekaman tersebut, Prabowo terdengar menyebut wilayah yang “tidak aman dari segi keamanan”, kemudian bertanya kepada Trump, “Bisakah saya bertemu Eric?” Trump merespons dengan ramah, mengatakan akan meminta anaknya, Eric Trump, untuk menelepon. Prabowo bahkan menambahkan nama Donald Trump Jr., menunjukkan bahwa ia terbuka bertemu siapa pun dari keluarga Trump.
“Baca Juga : Prabowo Hadir di KTT Gaza, Trump Puji Indonesia di Forum Perdamaian Internasional”
Eric dan Donald Jr. merupakan petinggi di Trump Organization, sebuah perusahaan properti global yang juga memiliki proyek di Indonesia. Permintaan pertemuan ini bisa dianggap sebagai bagian dari diplomasi ekonomi, meskipun tetap harus dijaga agar tidak menimbulkan persepsi konflik kepentingan di mata publik.
Hingga kini, belum ada tanggapan resmi dari pihak Gedung Putih ataupun Istana terkait percakapan tersebut. Namun, peristiwa ini menimbulkan perhatian luas karena memperlihatkan sisi personal dalam forum resmi internasional yang sarat kepentingan geopolitik.
“Simak Juga : Bentrok Mematikan di Perbatasan: Pakistan vs Taliban 2025”
Menurut saya, peristiwa ini menjadi pengingat bahwa diplomasi dan komunikasi pejabat tinggi harus tetap berada dalam koridor transparansi. Meski bersifat informal, permintaan seperti itu harus dibingkai dalam etika pemerintahan dan kehati-hatian agar tidak memicu spekulasi negatif.
Momen mikrofon bocor ini memberi pelajaran penting bagi para pemimpin dunia: bahwa segala percakapan bisa menjadi konsumsi publik. Di era digital, kehati-hatian adalah bagian dari diplomasi. Hal ini menunjukkan bahwa pemimpin bukan hanya harus berpikir strategis, tapi juga komunikatif secara bijak di setiap kesempatan.