iNews Complex – Ruhut Sitompul, tokoh politik yang dikenal dengan gaya bicaranya yang blak-blakan, kembali mencuri perhatian. Ia hadir dalam Kongres Demokrat yang digelar baru-baru ini. Kehadirannya mengundang banyak perhatian dan spekulasi. Pasalnya, Ruhut pernah menjadi salah satu kader penting di Partai Demokrat. Namun, ia memilih hengkang dan bergabung dengan partai politik lain. Momen nostalgia terlihat jelas saat Ruhut berbincang akrab dengan sejumlah petinggi Demokrat.
Saat menghadiri kongres, Ruhut terlihat penuh nostalgia. Ia bertemu kembali dengan sejumlah kader yang dulu berjuang bersamanya. Momen haru pun tak terhindarkan ketika mereka berbagi kenangan. Ruhut tampak tersenyum lebar saat mengingat masa-masa sulit membangun partai tersebut. Beberapa kader bahkan menyambutnya dengan pelukan hangat. Hal ini menunjukkan bahwa meski sudah berpindah partai, Ruhut masih dihormati di Demokrat.
“Baca Juga : Profil Lengkap Gulmurodi Sadullo, Wasit Royal Kartu di Laga Timnas”
Banyak yang bertanya-tanya mengapa Ruhut hadir dalam kongres tersebut. Dalam wawancaranya, Ruhut menjelaskan bahwa kehadirannya murni sebagai bentuk silaturahmi. Ia ingin menjaga hubungan baik dengan para sahabat lamanya di Demokrat. Selain itu, Ruhut juga ingin memberikan dukungan moral kepada para kader yang sedang berjuang. Meski sudah tidak satu partai, ia merasa tetap memiliki ikatan emosional dengan Demokrat.
Kehadiran Ruhut di kongres Demokrat menuai berbagai reaksi dari publik. Banyak yang mengapresiasi sikapnya yang menjaga tali persaudaraan. Namun, tidak sedikit pula yang berspekulasi bahwa kehadiran ini memiliki agenda politik tersembunyi. Beberapa pihak menduga bahwa Ruhut sedang merencanakan manuver politik baru. Bahkan, ada yang mengaitkannya dengan persiapan Pemilu yang semakin dekat.
“Simak juga: Cara Blokir STNK Online dalam Hitungan Menit”
Ruhut terlihat berbincang akrab dengan Ketua Umum Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Momen ini menjadi sorotan utama dalam kongres. Banyak yang penasaran dengan isi pembicaraan keduanya. Beberapa spekulasi menyebutkan bahwa mereka sedang membahas strategi politik. Namun, Ruhut menegaskan bahwa obrolan mereka hanya sebatas nostalgia dan candaan ringan. Ia mengaku masih menghormati AHY sebagai pemimpin partai yang pernah membesarkannya.
Kehadiran Ruhut Sitompul dalam kongres Demokrat tidak hanya menjadi momen nostalgia pribadi. Lebih dari itu, momen ini menunjukkan pentingnya menjaga silaturahmi dalam dunia politik. Meski sering terjadi persaingan keras, hubungan personal tetap harus dijaga. Hal ini juga menunjukkan bahwa perbedaan pilihan politik tidak harus merusak persahabatan. Sikap Ruhut menjadi contoh bagaimana nostalgia bisa menjadi jembatan dalam politik yang penuh intrik.