iNews Complex – Perang dagang global yang kian intens telah mengguncang berbagai perekonomian dunia. Namun, di tengah ketidakpastian ini, Public Communication Office (PCO) menyatakan optimisme tinggi terhadap ketahanan ekonomi Indonesia. Dalam pernyataan terbarunya, PCO menilai bahwa fondasi ekonomi RI cukup kuat. Mereka juga menyebut bahwa pemerintah telah menyiapkan berbagai langkah mitigasi yang solid.
PCO menyoroti pentingnya kontribusi sektor domestik dalam memperkuat perekonomian nasional. Konsumsi rumah tangga yang masih tumbuh positif dianggap sebagai pilar utama. Sektor UMKM juga berperan besar dalam menjaga daya tahan ekonomi. Dengan dukungan pembiayaan dan insentif, UMKM tetap mampu berproduksi dan menyerap tenaga kerja secara konsisten.
“Baca Juga : Masalah Kesehatan Gigi di RI Lebih Parah dari Data Resmi”
Meskipun perdagangan global melambat, PCO menyebut neraca perdagangan Indonesia masih dalam batas aman. Surplus perdagangan yang tercatat dalam beberapa bulan terakhir menjadi indikator penting. Ekspor komoditas strategis seperti batu bara dan CPO masih tinggi. Selain itu, kebijakan substitusi impor turut membantu memperkuat ketahanan ekonomi nasional.
Pemerintah dinilai aktif menjaga stabilitas melalui berbagai kebijakan fiskal dan moneter. Belanja negara difokuskan untuk sektor produktif seperti infrastruktur dan ketahanan pangan. Di sisi lain, Bank Indonesia menjaga kestabilan nilai tukar dan suku bunga. Langkah-langkah ini diyakini mampu menahan dampak eksternal yang timbul akibat perang dagang.
“Simak juga: Gemini Tingkatkan Kecerdasan AI di Samsung Galaxy S25 Series”
PCO juga menekankan pentingnya diversifikasi pasar ekspor. Ketergantungan pada pasar tradisional seperti Amerika Serikat dan Tiongkok terus dikurangi. Pemerintah gencar membuka akses pasar ke Timur Tengah, Afrika, dan Asia Selatan. Upaya ini diharapkan mampu menjaga volume ekspor tetap tumbuh meskipun perang dagang semakin meluas.
Meski global sedang tidak stabil, Indonesia tetap menarik bagi investor asing. PCO mencatat adanya peningkatan realisasi investasi di sektor manufaktur dan energi terbarukan. Reformasi struktural dan kemudahan berusaha menjadi daya tarik utama. Investor menilai Indonesia punya potensi jangka panjang yang menjanjikan, meski jangka pendeknya penuh tantangan.
Industri dalam negeri, khususnya yang berorientasi ekspor, menunjukkan performa positif. Pemerintah mendorong hilirisasi bahan mentah menjadi produk bernilai tambah. Industri pengolahan nikel, karet, dan sawit mengalami lonjakan produksi. Kebijakan ini tidak hanya meningkatkan ekspor, tetapi juga menciptakan lapangan kerja baru di daerah.
PCO juga menyebut digitalisasi sebagai salah satu pilar transformasi ekonomi. Pandemi telah mempercepat adopsi teknologi di berbagai sektor. E-commerce, fintech, dan sistem logistik digital berkembang pesat. Transformasi ini membuat ekonomi Indonesia lebih tangguh menghadapi tekanan global. Teknologi juga membuka peluang bagi generasi muda berwirausaha.
Selain faktor ekonomi, PCO menilai stabilitas politik sebagai aset penting. Proses demokrasi yang berjalan damai meningkatkan kepercayaan investor. Hubungan antara pusat dan daerah juga semakin harmonis. Situasi ini menciptakan kepastian hukum dan regulasi yang dibutuhkan dalam dunia usaha. Stabilitas politik ini menjadi keunggulan RI dibanding negara lain yang sedang bergejolak.
PCO menyatakan bahwa kebijakan pemerintah semakin berbasis data dan evidence-based. Dengan sistem monitoring dan evaluasi yang ketat, program ekonomi dapat diarahkan secara efisien. Penggunaan big data dalam perencanaan fiskal juga meningkatkan akurasi. Langkah ini membantu pemerintah dalam merespons dinamika global secara cepat dan tepat.
Dalam menjaga kepercayaan publik, PCO terus mengedepankan edukasi ekonomi. Lewat berbagai kanal, masyarakat diajak memahami tantangan dan solusi yang tengah dijalankan. Transparansi informasi menjadi kunci dalam menciptakan ketenangan di tengah gejolak global. Masyarakat yang paham kondisi akan lebih siap beradaptasi dan mendukung kebijakan yang diambil.