iNews Complex – Pemerintahan Presiden Donald Trump baru saja mencopot Letnan Jenderal Jeffrey Kruse sebagai Kepala Defense Intelligence Agency (DIA). Pemecatan ini terjadi setelah DIA merilis penilaian awal bahwa serangan AS ke situs nuklir Iran hanya menunda program nuklir Iran beberapa bulan. Penilaian ini bertolak belakang dengan klaim Trump bahwa situs tersebut “lenyap total”.
Tak hanya Kruse, dua perwira senior lain juga dicopot dari jabatannya. Mereka adalah Wakil Laksamana Nancy Lacore, Kepala Cadangan Angkatan Laut, dan Laksamana Muda Milton Sands, Komandan Komando Perang Khusus Angkatan Laut. Alasan pemecatan tidak dijelaskan secara detail oleh pihak Pentagon.
“Baca Juga : China Mengubah Sikap dan Ikuti Amerika, Ternyata Ini Alasannya”
Pemecatan-perawatan ini mencerminkan pola yang berkembang selama pemerintahan Trump: pejabat intelijen dilepas bukan karena kinerja buruk, melainkan karena perbedaan narasi dengan Presiden. Senator Mark Warner menyoroti bahwa ini mengancam independensi intelijen dan menegaskan intelijen tidak boleh dijadikan tes loyalitas politik.
Pemecatan Kruse bukan yang pertama. Sejak Januari, Trump dan penggantinya, Menhan Pete Hegseth, telah mencopot berbagai pemimpin militer penting, termasuk Ketua Kepala Staf Gabungan, perwira tinggi Angkatan Laut, Angkatan Udara, NSA, dan hal-hal lainnya—dengan alasan efisiensi dan loyalitas.
“Simak Juga : Thaksin Shinawatra Dibebaskan dari Dakwaan Penghinaan Kerajaan”
Serangan terhadap tiga situs nuklir Iran dilaporkan Amerika tidak sepenuhnya menghancurkan instalasi tersebut—penundaan hanya beberapa bulan, bukan penghancuran total sebagaimana diklaim Trump. Media—seperti CNN dan NYT—lebih dulu mengungkap isi laporan tersebut. Trump menilai informasi itu menyesatkan.
Penghinaan terhadap analis intelijen berpotensi melemahkan kredibilitas lembaga. Jika perbedaan pendapat dipandang sebagai ancaman, hal itu bisa mendorong pejabat menyampaikan informasi sesuai narasi politik ketimbang fakta. Senator Warner memperingatkan bahwa ini bisa merusak keselamatan nasional.