iNews Complex – Truong My Lan, seorang miliarder properti dan mantan ketua Van Thinh Phat Group, menghadapi persidangan banding yang akan menentukan nasibnya. Pada Selasa, 3 Desember 2024, Pengadilan Tinggi Rakyat di Kota Ho Chi Minh dijadwalkan memutuskan apakah Lan akan dieksekusi mati atau menerima keringanan hukuman menjadi penjara seumur hidup.
Sidang banding selama sebulan terakhir menjadi pusat perhatian publik, terutama karena jaksa penuntut menawarkan opsi pengurangan hukuman. Menurut laporan, Truong My Lan harus mengembalikan sekitar USD11 miliar atau lebih dari Rp175 triliun—setidaknya tiga perempat dari total aset yang digelapkan—untuk mendapatkan keringanan hukuman.
Jaksa menegaskan bahwa Lan perlu bekerja sama dengan pihak berwenang untuk memenuhi syarat pengurangan hukuman. Jika dia gagal memanfaatkan peluang ini, hukuman mati akan tetap dijalankan sesuai keputusan pengadilan sebelumnya.
Sistem hukum Vietnam memberikan ruang bagi terdakwa seperti Lan untuk mencari keadilan melalui berbagai mekanisme, termasuk:
Menurut Nguyen Trong Nghia, mitra di firma hukum Bizconsult, proses evaluasi protes dapat memakan waktu hingga tiga bulan. Namun, tidak ada batas waktu spesifik untuk pelaksanaan hukuman mati setelah keputusan banding final.
Pengacara Truong My Lan menyatakan bahwa sejumlah negosiasi terkait investasi dan pinjaman sedang berlangsung untuk melunasi utang kliennya. Namun, situasi ini diperumit oleh status aset Lan yang sebagian besar dibekukan sambil menunggu penyelidikan lebih lanjut.
Banyak aset yang diawasi terkait dengan properti dan bisnis lain di bawah kerajaan ekonomi Van Thinh Phat Group. Proses pelunasan ini menjadi tantangan besar bagi tim hukum Lan, yang optimis dapat memenuhi syarat pengurangan hukuman.
Kasus ini tidak hanya mengguncang sektor properti Vietnam tetapi juga membawa dampak besar bagi ribuan investor. Beberapa poin penting yang mencerminkan dampak skandal ini meliputi:
Kasus Truong My Lan menjadi bagian dari kampanye antikorupsi yang dikenal sebagai “tungku pembakar”, dipimpin oleh Sekretaris Jenderal Partai Komunis Vietnam, To Lam. Kampanye ini bertujuan untuk menindak tegas pejabat tinggi dan pengusaha yang terlibat dalam jaringan korupsi besar.
Contoh kasus lain termasuk:
Truong My Lan sebelumnya dikenal sebagai salah satu pengusaha paling sukses di Vietnam. Sebagai pendiri Van Thinh Phat Group, dia membangun kerajaan properti yang mencakup berbagai aset bernilai tinggi.
Namun, tuduhan serius melibatkan:
Skandal ini tidak hanya menghancurkan reputasi Lan tetapi juga memengaruhi ribuan orang yang terkait dengan investasinya.
Nasib Truong My Lan kini berada di persimpangan. Keputusan sidang banding akan menentukan apakah dia dapat menghindari eksekusi mati atau tetap menghadapi hukuman terberat.
Sementara pemerintah Vietnam terus memperkuat upaya antikorupsi, kasus ini menjadi peringatan keras bagi para pelaku bisnis untuk mematuhi hukum dan menjaga integritas.