iNews Complex – Pihak pengelola Bandara Soekarno-Hatta resmi memulai proses revitalisasi Terminal LCC (Low Cost Carrier) di area Terminal 2F. Proyek ini ditujukan untuk meningkatkan kenyamanan dan efisiensi operasional maskapai berbiaya rendah. PT Angkasa Pura II menyatakan bahwa proyek tersebut dirancang agar tidak mengganggu aktivitas penerbangan yang berlangsung. Mereka menjamin bahwa operasional tetap berjalan normal. Pernyataan ini disampaikan untuk merespons kekhawatiran publik terkait kemungkinan keterlambatan penerbangan. Penumpang diharapkan tetap tenang dan mengikuti informasi resmi dari pihak bandara selama masa pekerjaan berlangsung.
Manajemen Angkasa Pura II menjelaskan bahwa jadwal revitalisasi sudah dirancang dengan cermat agar tidak bentrok dengan jam sibuk. Mayoritas pekerjaan dilakukan pada malam hari atau di luar waktu puncak penerbangan. Pihak kontraktor juga diminta mematuhi ketatnya prosedur keselamatan bandara. Hal ini dilakukan agar area kerja tidak memengaruhi lalu lintas penumpang dan kargo. Pengaturan ini disebut sebagai bagian dari strategi zero disruption. Artinya, pembangunan dilakukan tanpa membuat operasional penerbangan terhenti. Perencanaan seperti ini diharapkan bisa jadi model untuk proyek sejenis di masa depan.
“Baca Juga : Poco X7 Pro: Performa Gaming di Genshin Impact, Cukup untuk Pemain?”
Revitalisasi terminal ini menargetkan peningkatan pada berbagai fasilitas publik dan operasional. Penumpang nantinya akan menikmati ruang tunggu lebih luas, toilet yang diperbarui, dan sistem pencahayaan ramah lingkungan. Maskapai pun diuntungkan dengan adanya sistem check-in otomatis yang lebih cepat. Area bagasi dan boarding gate juga akan mendapat penyesuaian agar arus pergerakan penumpang lebih lancar. Terminal LCC ke depan diproyeksikan mampu menangani lebih banyak penerbangan dalam waktu bersamaan. Ini penting untuk mengantisipasi lonjakan penumpang pada musim liburan atau akhir tahun.
Salah satu kekhawatiran utama masyarakat adalah kemungkinan terjadinya pemindahan rute atau gate penerbangan. Namun, pihak bandara memastikan bahwa semua maskapai LCC tetap beroperasi di lokasi semula. Tidak ada perubahan jadwal atau lokasi boarding selama masa revitalisasi. Penumpang hanya akan melihat beberapa pembatas area kerja yang sudah diberi penanda jelas. Papan informasi tambahan juga disediakan untuk membantu navigasi di dalam terminal. Penumpang diimbau datang lebih awal agar bisa menyesuaikan diri dengan situasi sementara. Upaya ini diharapkan menjaga kenyamanan semua pihak yang terlibat.
“Simak juga: Rincian Cicilan KUR BRI Berdasarkan Plafon Terbaru”
Menariknya, proyek ini mengusung prinsip sustainability. Material bangunan dipilih berdasarkan efisiensi energi dan ketahanan jangka panjang. Sistem pendingin udara yang digunakan lebih hemat listrik dan tidak menghasilkan emisi berbahaya. Lampu LED menggantikan sistem pencahayaan lama agar konsumsi daya lebih rendah. Terminal ini nantinya juga akan dilengkapi dengan tempat pengisian daya kendaraan listrik. Langkah ini sejalan dengan komitmen bandara untuk menuju operasional berbasis hijau. Transformasi ini dinilai penting agar bandara bisa bersaing dengan fasilitas modern di kawasan Asia Tenggara.
Sejauh ini, reaksi dari penumpang dan maskapai tergolong positif. Meski sempat muncul kekhawatiran, informasi yang transparan dari pengelola bandara memberikan ketenangan. Banyak penumpang merasa optimistis dengan hasil akhir dari revitalisasi ini. Maskapai pun menyatakan dukungannya karena proyek ini bisa mendukung efisiensi operasional mereka. Beberapa maskapai bahkan mengajukan usulan tambahan terkait penyesuaian area check-in dan konter bagasi. Kolaborasi ini menjadi bukti bahwa semua pihak berkomitmen terhadap kualitas layanan. Revitalisasi ini pun diyakini akan memberi dampak jangka panjang yang signifikan.