iNews Complex – Pada Kamis (23/11), Rusia melancarkan serangan udara besar-besaran yang menargetkan infrastruktur energi dan fasilitas strategis di seluruh wilayah Ukraina. Presiden Vladimir Putin menyatakan bahwa langkah ini merupakan respons langsung atas penggunaan rudal jarak jauh ATACMS buatan Amerika Serikat oleh Ukraina.
Serangan ini melibatkan lebih dari 90 rudal dan 100 drone, menurut pernyataan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Akibatnya, lebih dari satu juta rumah tangga di Ukraina kehilangan aliran listrik, sementara pemadaman listrik darurat diberlakukan di banyak wilayah.
Dalam keterangannya, Presiden Putin menegaskan bahwa serangan tersebut mengincar fasilitas militer, perusahaan industri pertahanan, dan sistem pendukungnya. Namun, laporan dari Ukraina menunjukkan bahwa serangan juga menargetkan infrastruktur sipil, termasuk pasokan listrik dan fasilitas bisnis.
“Seperti yang telah saya katakan sebelumnya, akan selalu ada tanggapan dari pihak kami terhadap penggunaan rudal buatan AS,” ujar Putin dalam pertemuan keamanan di Kazakhstan.
Sistem energi Ukraina berada dalam kondisi genting. Menteri Energi Ukraina, German Halushchenko, mengonfirmasi bahwa serangan ini adalah yang ke-11 terhadap pasokan energi negara tersebut sepanjang tahun 2024.
“Serangan ini terjadi di seluruh wilayah Ukraina, membuat sistem energi kami berada di bawah tekanan besar,” kata Halushchenko.
Pemadaman listrik besar-besaran dilaporkan terjadi di wilayah Lviv, Volyn, Rivne, dan Vinnytsia, sementara Kyiv dan Odesa juga mengalami gangguan signifikan. Operator energi Ukraina memperkirakan bahwa jadwal pemadaman yang sebelumnya hanya berlangsung beberapa jam kini diperpanjang hingga delapan jam per hari.
Selain kerusakan infrastruktur, serangan ini juga menyebabkan lima orang terluka di berbagai wilayah, termasuk Kyiv, Vinnytsia, dan Odesa. Di Kharkiv, rudal menghantam sebuah tempat usaha, sementara peringatan serangan udara membuat ribuan warga berlindung di stasiun metro selama sembilan jam.
Valeriy Dorotiy, seorang warga Lutsk di Volyn, menceritakan pengalaman pribadi:
“Saya mendengar tiga ledakan pagi ini, dan listrik langsung padam. Saya tidak menyangka wilayah kami akan menjadi target.”
Kondisi serupa dilaporkan oleh Roman Turiy, warga Ivano-Frankivsk:
“Sirene serangan udara dimulai pukul 6 pagi. Beberapa jam kemudian, saya mendengar ledakan keras. Kami memahami bahwa setiap musim dingin akan semakin sulit.”
Penduduk di wilayah yang terkena dampak kini bergantung pada bank daya dan generator untuk kebutuhan listrik sementara.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengecam serangan ini, menyebutnya sebagai bukti perlunya peningkatan kemampuan pertahanan udara negaranya.
“Setiap serangan seperti ini menunjukkan betapa pentingnya sistem pertahanan udara untuk menyelamatkan nyawa,” kata Zelensky.
Ukraina terus mendesak sekutu Baratnya untuk meningkatkan pengiriman peralatan pertahanan udara, seperti sistem Patriot dan Iron Dome, guna menghadapi ancaman rudal dan drone Rusia.
Dalam komentarnya, Putin juga mengindikasikan bahwa Rusia sedang mempertimbangkan penggunaan lebih lanjut dari rudal balistik jarak menengah Oreshnik, yang sebelumnya digunakan untuk menyerang fasilitas militer di Dnipro.
“Kami akan terus merespons serangan rudal jarak jauh buatan Barat dengan opsi militer yang tersedia, termasuk pengujian langsung rudal baru dalam kondisi pertempuran,” tegas Putin.
Rusia juga mengisyaratkan kemungkinan menyerang pusat pengambilan keputusan di Kyiv, menargetkan fasilitas yang mendukung operasi militer Ukraina.
Serangan terus-menerus terhadap infrastruktur energi Ukraina telah memperburuk kondisi di tengah musim dingin. Dengan pemadaman listrik yang meluas, penduduk menghadapi tantangan besar, termasuk keterbatasan akses ke pemanas dan komunikasi.
Langkah Rusia untuk menggunakan rudal balistik seperti Oreshnik meningkatkan risiko eskalasi perang. Selain itu, serangan yang meluas ke wilayah barat Ukraina menunjukkan bahwa Moskow memperluas cakupan targetnya.
Negara-negara Barat terus mengutuk serangan Rusia terhadap infrastruktur sipil. Namun, bantuan tambahan berupa sistem pertahanan udara dan dukungan energi darurat menjadi kebutuhan mendesak untuk Ukraina.
Serangan terbaru Rusia terhadap Ukraina menandai eskalasi signifikan dalam konflik yang telah berlangsung selama hampir tiga tahun. Dampaknya terasa tidak hanya pada tingkat strategis, tetapi juga pada kehidupan sehari-hari jutaan penduduk Ukraina.
Di tengah tekanan ini, Ukraina terus berupaya memperkuat pertahanannya dengan bantuan internasional. Namun, dengan intensitas serangan yang meningkat, perang ini menunjukkan sedikit tanda akan mereda, terutama menjelang musim dingin yang semakin mendekat.