Inewscomplex – serangan drone di Irak mengguncang wilayah Kurdistan, Irak, pada Senin dini hari. Sebuah pesawat nirawak bermuatan bahan peledak jatuh di dekat Bandara Internasional Arbil pada pukul 02.20 waktu setempat. Meski tidak menimbulkan korban jiwa ataupun kerusakan signifikan, insiden ini mengundang perhatian karena lokasi tersebut diketahui menjadi markas pasukan koalisi internasional yang dipimpin Amerika Serikat.
Belum selesai dengan serangan di bandara, dua drone tambahan dilaporkan menghantam ladang minyak Khurmala di Provinsi Arbil pada malam harinya, tepatnya pukul 20.20 dan 20.25. Meskipun tidak ada korban jiwa, kerusakan material yang ditimbulkan cukup signifikan. Serangan ini menambah deretan aksi serupa yang terus mengancam infrastruktur strategis di Irak.
“Baca juga : Siloam Hospitals Terima Kunjungan Delegasi Swedia, Bahas Kolaborasi Inovasi Kesehatan “
Hingga saat ini, belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas serangan-serangan tersebut. Namun, dalam kejadian serupa pada awal Juli, pihak berwenang Kurdistan sempat menuding Pasukan Mobilisasi Populer (PMF) sebagai dalang di balik insiden drone. PMF sendiri adalah koalisi kelompok bersenjata pro-Iran yang kini menjadi bagian dari angkatan bersenjata resmi Irak.
Pemerintah Federal di Baghdad segera menanggapi tuduhan terhadap PMF dengan menolak semua klaim tersebut. Mereka menegaskan bahwa lembaga-lembaga keamanan resmi tidak memiliki kaitan dengan serangan drone. Hal ini menunjukkan adanya ketegangan internal antara otoritas Kurdistan dan pemerintahan pusat dalam mengelola keamanan nasional.
“Simak juga : Australia Waspadai Pengintaian China dalam Latihan Talisman Sabre 2025 “
Bandara Internasional Arbil telah berulang kali menjadi target serangan dalam beberapa tahun terakhir. Dengan keberadaan pasukan asing dan instalasi militer, kawasan ini dianggap strategis oleh kelompok-kelompok bersenjata yang berusaha mengirimkan pesan politik atau mempengaruhi kestabilan kawasan.
Meskipun Irak tengah berusaha memulihkan stabilitas setelah dekade panjang konflik, serangan drone seperti ini menunjukkan bahwa negara tersebut masih menjadi ajang perebutan pengaruh regional. Ketegangan antara kelompok pro-Iran dan kekuatan pro-Barat sering kali bermuara pada aksi proksi yang berdampak langsung pada infrastruktur vital negara.