iNews Complex – Menteri Keuangan Indonesia, Sri Mulyani, kembali menegaskan pentingnya stabilitas keuangan di kawasan Asia. Dalam forum internasional yang diadakan di Milan, Italia, ia menyampaikan pandangan Indonesia tentang tantangan global yang dihadapi ekonomi Asia. Diskusi ini bertujuan untuk mencari solusi bersama dalam menjaga ketahanan ekonomi di tengah ketidakpastian global. Sri Mulyani mengingatkan bahwa meskipun Asia telah menunjukkan pemulihan pasca-pandemi, tantangan lain terus mengancam, seperti ketegangan geopolitik dan inflasi global yang belum sepenuhnya terkendali. Indonesia, sebagai bagian dari Asia, berperan aktif dalam merumuskan kebijakan yang mendukung stabilitas keuangan regional.
Ketidakpastian ekonomi global terus memberikan dampak signifikan terhadap ekonomi Asia. Sri Mulyani menekankan bahwa meskipun ekonomi Asia relatif lebih tangguh, ketegangan politik dan geostrategis dapat mempengaruhi arus investasi. Inflasi global yang dipicu oleh kenaikan harga energi dan pangan juga menjadi tantangan besar. Indonesia, bersama negara-negara Asia lainnya, harus mengantisipasi fluktuasi harga yang dapat memengaruhi daya beli masyarakat. Selain itu, Indonesia juga menggarisbawahi pentingnya kerjasama antara negara-negara Asia dalam menjaga stabilitas sistem keuangan global. Hal ini sangat penting untuk menghindari terjadinya krisis yang dapat merugikan banyak negara, terutama yang bergantung pada perdagangan internasional.
“Baca Juga : Susah BAB Saat Puasa? Ini Sebab dan Solusinya”
Sri Mulyani menyampaikan berbagai langkah yang diambil Indonesia untuk menghadapi tantangan ekonomi ini. Salah satunya adalah kebijakan fiskal yang responsif terhadap perubahan kondisi global. Pemerintah Indonesia telah menerapkan berbagai stimulus untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, termasuk penguatan sektor investasi dan pengembangan infrastruktur. Selain itu, Indonesia juga berfokus pada pengelolaan utang negara yang hati-hati. Mengingat pentingnya menjaga kestabilan fiskal, pemerintah terus berupaya untuk mengoptimalkan penerimaan pajak dan mengurangi ketergantungan pada utang luar negeri. Langkah-langkah ini diharapkan dapat memperkuat daya tahan ekonomi Indonesia terhadap guncangan eksternal.
Dalam kesempatan tersebut, Sri Mulyani juga menyoroti pentingnya penguatan sektor keuangan di Asia. Ia mengungkapkan bahwa sektor perbankan dan keuangan di Asia perlu beradaptasi dengan perkembangan teknologi digital yang pesat. Inovasi teknologi, seperti fintech dan sistem pembayaran digital, semakin mendominasi sektor ini. Sri Mulyani mendorong negara-negara Asia untuk mengoptimalkan teknologi tersebut agar sektor keuangan dapat lebih inklusif dan efisien. Selain itu, regulasi yang mendukung inovasi digital juga sangat dibutuhkan agar sektor keuangan dapat berkembang dengan sehat. Indonesia sendiri telah meluncurkan berbagai kebijakan untuk mendukung transformasi digital di sektor keuangan, yang diharapkan dapat memberikan manfaat ekonomi yang lebih besar.
“Simak juga: Revitalisasi Terminal LCC Diklaim Tak Ganggu Operasional”
Sebagai bagian dari ASEAN, Indonesia juga menyampaikan pentingnya peran organisasi ini dalam meningkatkan kerjasama keuangan antar negara anggota. Sri Mulyani menekankan bahwa ASEAN perlu memperkuat mekanisme koordinasi untuk menghadapi tantangan keuangan global. Kerja sama dalam mengelola sistem pembayaran, investasi, dan perdagangan harus diperkuat agar ASEAN tetap menjadi kawasan yang stabil dan menarik bagi investor global. Dengan adanya integrasi yang lebih baik antar negara-negara ASEAN, diharapkan dapat tercipta stabilitas ekonomi yang lebih kuat. Sri Mulyani berharap ASEAN dapat menjadi contoh bagi kawasan lainnya dalam mengelola tantangan ekonomi global.
Sri Mulyani juga membahas pentingnya kolaborasi dengan lembaga-lembaga keuangan internasional, seperti IMF dan Bank Dunia. Menurutnya, lembaga-lembaga ini memiliki peran strategis dalam memberikan dukungan finansial bagi negara-negara yang terdampak krisis. Dalam forum ini, Indonesia mengusulkan agar lembaga-lembaga tersebut memperkuat peran mereka dalam memberikan solusi yang lebih adaptif dan tepat sasaran. Sebagai contoh, Indonesia menyarankan agar IMF dapat lebih fleksibel dalam memberikan bantuan kepada negara-negara yang menghadapi krisis akibat perubahan iklim atau ketegangan geopolitik. Kerjasama yang lebih erat dengan lembaga-lembaga internasional diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi ekonomi Asia dan dunia.
Sri Mulyani juga menyoroti pentingnya menjaga kepercayaan pasar global terhadap ekonomi Asia. Kepercayaan pasar adalah salah satu faktor utama dalam mempertahankan stabilitas keuangan. Oleh karena itu, negara-negara di Asia harus menjaga kredibilitas kebijakan fiskal dan moneter mereka. Indonesia sendiri berkomitmen untuk menjaga transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan negara. Dengan menjaga stabilitas dan kepercayaan pasar, diharapkan Asia dapat terus menjadi motor penggerak ekonomi dunia. Sri Mulyani juga mengingatkan bahwa meskipun ekonomi Asia cukup tangguh, tantangan besar masih ada di depan mata. Oleh karena itu, kolaborasi yang erat antara negara-negara Asia dan lembaga internasional sangat dibutuhkan untuk menjaga stabilitas global.