iNews Complex – Menteri Keuangan Indonesia, Sri Mulyani, dikenal sebagai sosok yang memiliki kebijakan ekonomi yang hati-hati dan penuh pertimbangan. Salah satu isu yang tengah diperhatikannya adalah pengelolaan utang negara yang terus menjadi topik hangat. Terutama dalam menghadapi kondisi ekonomi global yang tidak menentu. Dalam beberapa kesempatan, Sri Mulyani telah menegaskan bahwa pemerintah akan sangat berhati-hati dalam menambah utang baru di tahun 2025. Keputusan ini sangat penting, mengingat dampaknya terhadap kestabilan ekonomi jangka panjang.
Pentingnya menjaga agar utang negara tidak terus-menerus meningkat dengan cepat sudah menjadi perhatian banyak pihak. Terlebih lagi, kondisi ekonomi dunia yang masih dipengaruhi oleh inflasi global, ketegangan geopolitik, dan ketidakpastian pasar finansial. Meskipun utang negara adalah salah satu cara untuk membiayai proyek-proyek besar dan pembangunan infrastruktur, namun ada risiko yang harus diwaspadai. Salah satunya adalah meningkatnya beban bunga utang yang bisa mengganggu stabilitas fiskal. Sri Mulyani menekankan bahwa penambahan utang baru harus berdasarkan pada pertimbangan yang sangat matang. Salah satu faktor yang menjadi pertimbangan utama adalah sejauh mana utang tersebut dapat digunakan untuk mendanai proyek yang produktif dan menghasilkan manfaat ekonomi jangka panjang. Pemerintah juga perlu memastikan bahwa utang yang ditarik tidak akan membebani anggaran negara di masa depan. Oleh karena itu, Sri Mulyani dan timnya cermat dalam memilih jenis utang dan lembaga yang memberikan pinjaman.
“Baca Juga : Oma Nia Ramadhani Sudah Menyusun Rencana Pemakaman”
Selain mempertimbangkan penambahan utang, pemerintah Indonesia juga mulai mengarahkan perhatian pada alternatif lain yang bisa mendukung pendanaan tanpa menambah utang baru. Salah satunya adalah melalui peningkatan penerimaan negara, baik dari sektor pajak maupun non-pajak. Sri Mulyani menegaskan pentingnya melakukan reformasi pajak untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak serta memperluas basis pajak yang ada. Selain itu, pemerintah juga terus mendorong sektor investasi sebagai salah satu sumber pendanaan yang penting. Peningkatan investasi, baik dalam bentuk investasi domestik maupun asing, dapat memberikan tambahan pendapatan bagi negara tanpa harus bergantung pada pinjaman. Proyek-proyek besar seperti pembangunan infrastruktur juga bisa dilaksanakan dengan melibatkan sektor swasta dalam skema kerjasama yang saling menguntungkan.
Sri Mulyani juga menekankan bahwa pengelolaan utang negara harus dilakukan dengan seimbang, mengingat utang yang terlalu besar akan mempengaruhi kemampuan negara untuk memenuhi kewajibannya. Di sisi lain, jika negara tidak memanfaatkan utang secara bijaksana, maka akan ada kekurangan dalam pembiayaan pembangunan yang diperlukan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Sri Mulyani menyatakan bahwa pemerintah akan selalu memantau dan mengevaluasi tingkat utang negara dengan cermat. Penggunaan utang yang tidak tepat dapat menimbulkan masalah ekonomi yang lebih besar di masa depan. Oleh karena itu, kebijakan utang yang diambil harus selalu didasarkan pada perhitungan yang teliti dan melihat potensi dampaknya terhadap keuangan negara.
“Simak juga: Lenovo Rilis Chromebook Duet dan Duet Edu G2 di Indonesia”
Dalam berbagai kesempatan, Sri Mulyani juga menekankan pentingnya transparansi dalam pengelolaan keuangan negara. Setiap langkah dalam penambahan utang baru atau penggunaan dana harus dilaporkan dengan jelas kepada publik dan pihak yang berkepentingan. Hal ini untuk memastikan bahwa anggaran negara digunakan secara efektif dan efisien.
Keputusan Sri Mulyani untuk berhati-hati dalam menambah utang baru bukan hanya keputusan yang bijaksana, tetapi juga mencerminkan komitmen pemerintah Indonesia untuk menjaga stabilitas ekonomi jangka panjang. Dengan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Pengelolaan utang yang prudent, dan peningkatan investasi, Indonesia dapat mengurangi ketergantungannya pada utang eksternal dan memperkuat ketahanan ekonomi negara. Sri Mulyani juga terus memantau perkembangan ekonomi global, terutama kebijakan-kebijakan yang dapat mempengaruhi perekonomian Indonesia. Dalam menghadapi tantangan global, seperti pandemi atau resesi ekonomi, kebijakan fiskal yang cermat akan menjadi kunci untuk menjaga stabilitas ekonomi domestik. Melalui langkah-langkah hati-hati yang diambil oleh Sri Mulyani, diharapkan Indonesia dapat tetap berada pada jalur pertumbuhan ekonomi yang sehat dan berkelanjutan, tanpa harus terjebak dalam beban utang yang berlebihan.