iNews Complex – Menko, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menyampaikan rencana strategis untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dalam berbagai kesempatan resmi, ia menekankan pentingnya peningkatan infrastruktur dan arus investasi sebagai dua pilar utama. Kedua sektor tersebut dianggap mampu memberikan efek ganda terhadap penciptaan lapangan kerja dan peningkatan daya saing nasional. Oleh karena itu, fokus pemerintah diarahkan pada percepatan proyek strategis nasional serta reformasi kebijakan investasi yang lebih ramah pasar.
Pemerintah menargetkan percepatan pembangunan infrastruktur dasar seperti jalan tol, pelabuhan, bandara, serta jaringan energi dan air bersih. AHY menyebut pembangunan ini penting untuk membuka keterisolasian wilayah dan mendukung rantai pasok nasional. Selain itu, ia juga mendorong pembangunan infrastruktur digital untuk menjangkau daerah terpencil. Hal ini menjadi penting dalam menghadapi era ekonomi berbasis teknologi. Tidak hanya itu, investasi pada infrastruktur juga diyakini mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar.
“Baca Juga : Mengenal Shivon Zilis, Ibu dari Anak ke-14 Elon Musk”
Dalam strategi Menko AHY, perbaikan iklim investasi menjadi prioritas utama. Pemerintah tengah menyiapkan berbagai insentif fiskal dan nonfiskal untuk pelaku usaha. Beberapa di antaranya berupa pembebasan pajak, kemudahan perizinan, hingga penyederhanaan birokrasi. AHY menekankan pentingnya kerja sama lintas kementerian agar proses investasi tidak terhambat. Ia juga meminta daerah proaktif menyambut investor dengan pelayanan yang cepat dan efisien. Pemerintah menginginkan terciptanya iklim usaha yang adil dan kompetitif.
Selain investasi dan infrastruktur, strategi AHY juga mencakup upaya menjaga stabilitas ekonomi makro. Pemerintah akan terus menjaga inflasi tetap terkendali dan memastikan nilai tukar stabil. Di sisi lain, penguatan sumber daya manusia (SDM) juga menjadi fokus. Program pelatihan vokasi dan pendidikan berbasis industri akan ditingkatkan. AHY percaya bahwa SDM unggul merupakan pondasi bagi pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Ia menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi tidak bisa hanya mengandalkan modal dan teknologi.
“Simak juga: Bulog Dihargai Rektor IPB pada HUT Ke-58 untuk Serap Gabah Sesuai HPP”
AHY membuka ruang seluas-luasnya bagi sektor swasta untuk berkolaborasi dalam pembangunan ekonomi. Ia mendorong pembentukan skema pembiayaan campuran (blended finance) dan kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU). Menurutnya, peran swasta sangat penting dalam mempercepat pembangunan infrastruktur. Selain itu, ia juga menyambut baik dukungan dari lembaga internasional seperti Bank Dunia dan Asian Development Bank. Dana bantuan dan pinjaman yang masuk akan diarahkan pada sektor produktif.
Dengan strategi yang telah disusun, AHY menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat menembus angka 6 persen dalam tiga tahun ke depan. Namun, ia menyadari masih ada tantangan besar seperti ketidakpastian global, perubahan iklim, serta risiko geopolitik. Oleh karena itu, pemerintah juga menyiapkan langkah mitigasi dan kebijakan antisipatif. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian berkomitmen menjalankan kebijakan yang adaptif dan berbasis data. Dengan begitu, pembangunan ekonomi nasional bisa terus berjalan stabil dan berkelanjutan.