iNews Complex – Trump kecam pembunuhan Gaza,Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, secara terbuka menyatakan ketidaksukaannya terhadap insiden kemanusiaan yang menewaskan warga Palestina di Jalur Gaza. Ia merasa terganggu oleh laporan yang memperlihatkan bagaimana masyarakat sipil dibunuh ketika mencoba mengakses bantuan pokok. Pernyataan ini disampaikan oleh Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, dalam konferensi pers pada Senin (21/7/2025).
Dalam pernyataan yang sama, Leavitt mengungkapkan bahwa Trump juga “terkejut” dengan serangan Israel terhadap lokasi di Suriah dan gereja Katolik di Gaza. Ini menandakan ketegangan yang mulai muncul antara AS dan Israel, dua negara yang selama ini dikenal sangat erat dalam kerja sama strategis. Meskipun tidak menyebut Israel secara eksplisit, komentar Trump memperlihatkan rasa tak nyaman yang nyata atas pendekatan militer yang menelan korban sipil.
“Baca Juga : Suriah Berdarah: Korban Tewas di Sweida Tembus 1.120 Orang“
Trump disebut memiliki keinginan kuat untuk mendorong tercapainya gencatan senjata antara pihak-pihak yang terlibat konflik. Menurut Leavitt, Presiden ingin segera melihat berakhirnya pembunuhan warga sipil dan mengedepankan proses negosiasi damai. Lebih lanjut, pembebasan semua sandera dari Jalur Gaza disebut sebagai prioritas utama dalam agenda kemanusiaan pemerintahan Trump.
“Simak Juga : Dolar AS Menguat, Rupiah Kembali Tertekan di Awal Pekan“
Tanpa menyinggung Israel secara langsung, Trump melalui Leavitt menyatakan bahwa distribusi bantuan kemanusiaan harus dilakukan secara damai. Ia menyoroti pentingnya memastikan bantuan tidak jatuh ke tangan Hamas, sambil menghindari jatuhnya korban jiwa yang tidak perlu. Ia juga menyebut bahwa gambar penderitaan wanita dan anak-anak di Gaza membuatnya sangat terguncang.
Leavitt menegaskan bahwa Trump tetap memiliki hubungan kerja yang baik dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, meskipun ada ketegangan yang dirasakan. Sumber lain bahkan menyebutkan bahwa beberapa pejabat AS sudah menyuarakan rasa frustrasi terhadap Netanyahu secara internal. Ini mengindikasikan bahwa ketidaksenangan terhadap Israel tidak hanya ada di kalangan staf, tetapi juga di tingkat pimpinan tertinggi.
Pernyataan Trump kali ini memperkuat citra dirinya yang ingin tampil sebagai penengah di tengah konflik berkepanjangan. Ia berharap dapat memainkan peran diplomatik dalam meredakan ketegangan dan mengembalikan distribusi bantuan kemanusiaan ke jalur damai. Komentar-komentar yang dilontarkan menunjukkan bahwa AS sedang mengevaluasi kembali posisi dan pendekatannya dalam isu konflik Gaza.