iNews Complex – Presiden AS Donald Trump menolak rencana Prancis, Inggris, dan Kanada yang akan mengakui negara Palestina September mendatang. Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, menyampaikan bahwa keputusan itu memperkuat sikap keras Trump terhadap pengakuan unilateral Palestina. Ia menyebut langkah tersebut sebagai ancaman terhadap stabilitas diplomatik AS dan proses perdamaian.
Trump mengkritik keras keputusan Kanada, namun lebih meredam nada terhadap Prancis dan Inggris. Untuk pengumuman Macron, ia menyebutnya “tidak penting” dan dampaknya “terbatas”. Sedangkan untuk keputusan Inggris, Trump menyatakan bahwa ia “tidak berpihak” pada kebijakan tersebut. Sikap ini mencerminkan tingkat skeptisisme yang berbeda terhadap setiap pengumuman.
“Baca Juga : Ketegangan Baru Thailand-Kamboja, 20 Tentara Kamboja Ditahan Pasca Gencatan Senjata“
Trump menilai dukungan terhadap pengakuan negara Palestina menyiratkan penguatan posisi Hamas. Menurutnya, kelompok itu menjadi penghalang utama gencatan senjata dan pembebasan sandera. Jadi, Trump meyakini bahwa pengakuan tersebut sama dengan memberi hadiah kepada pihak yang justru merugikan proses perdamaian.
“Simak Juga : Cuma Buat Crazy Rich, Masuk Lounge Bandara Ini Harus Punya Rp46 Miliar“
Dimulai oleh Macron, pengumuman Prancis memicu negara-negara lain mengambil langkah serupa. Starmer menyatakan Inggris bisa mengakui Palestina secara resmi pada September jika tidak ada perubahan signifikan dari Israel. Sementara Kanada juga menyatakan niatnya mengikuti langkah yang sama. Ini memperlihatkan tren geopolitik baru di antara sekutu Barat.
Sikap berbeda sekutu terhadap pengakuan Palestina mencerminkan perubahan dalam kebijakan luar negeri Barat. Trump memperingatkan bahwa langkah tersebut bisa melemahkan pengaruh AS dan menciptakan gesekan diplomatik. Ia juga menekankan keharusan mempertimbangkan dampak jangka panjang pengakuan terhadap konflik Israel-Palestina dan stabilitas kawasan.