iNews Complex – Pemerintah Turki memutuskan membangun shelter atau tempat perlindungan bom di seluruh wilayahnya. Keputusan ini muncul setelah konflik bersenjata selama 12 hari antara Iran dan Israel pada pertengahan Juni 2025, yang memperlihatkan potensi ancaman serius bagi kawasan Timur Tengah. Presiden Recep Tayyip Erdogan memberikan persetujuan langsung atas proyek ini dalam rapat kabinet pada Juni lalu.
Menurut sumber yang memahami rencana ini, pembangunan shelter telah dimulai di seluruh 81 provinsi di Turki. Proyek strategis tersebut ditangani oleh Badan Pengembangan Perumahan Turki (TOKI). Shelter ini diharapkan menjadi fasilitas publik yang dapat melindungi warga sipil dari ancaman pengeboman, serangan rudal, hingga bencana nuklir.
“Baca Juga : China Terkejut atas Serangan Israel ke RS Gaza yang Tewaskan Jurnalis”
Langkah ini dilatarbelakangi oleh laporan Akademi Intelijen Nasional Turki, yang menilai Turki masih minim infrastruktur perlindungan sipil. Laporan itu merekomendasikan pembangunan sistem peringatan dini serta pemanfaatan stasiun metro bawah tanah di kota besar sebagai tempat berlindung. Langkah ini diharapkan dapat meminimalkan korban sipil jika konflik regional meluas.
Media Middle East Eye menyebut pejabat Turki terkejut dengan luasnya jaringan shelter bom di Israel, yang mampu menampung ribuan warganya saat pengeboman. Sementara itu, Kementerian Urbanisasi Turki mempelajari contoh internasional dari negara seperti Jepang dan Swiss, yang dikenal memiliki infrastruktur perlindungan sipil modern dan terintegrasi.
“Simak Juga : 2 Polisi Australia Tewas Ditembak di Victoria, Pelaku Masih Buron”
Menurut laporan televisi nasional NTV, infrastruktur shelter di Turki masih terbatas dan banyak fasilitas lama tidak memenuhi standar. Regulasi yang berlaku sejak 1987 mewajibkan adanya shelter di gedung-gedung besar. Namun, dalam praktiknya, aturan tersebut sering diabaikan. Banyak ruang perlindungan justru dialihfungsikan sebagai gudang atau tempat parkir.
Pembangunan shelter baru ini diharapkan dapat menciptakan zona aman bagi warga sipil jika terjadi perang atau bencana besar. Dengan dukungan langsung dari Presiden Erdogan, proyek ini dipandang sebagai langkah penting untuk memperkuat keamanan nasional sekaligus memberikan rasa aman bagi masyarakat Turki di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik kawasan.